Terpaksa Nikah SMA
i Jakarta Selatan. Awalnya Mila menolak, tapi Mona terus saja memaksa
otol minuman beralkohol, berjejer rapi di
, sejak kapan sahabatnya, Mona, mulai mengonsumsi barang haram itu?
kan sebelah alisnya sambil tersenyum smirk, melirik
an heran aja sejak kapan
berpatokan pada tradisi lama, cih. Lo masih percaya sama adat istiadat jaman dulu?" Mo
ing kita mai. TOD," ajak Mo
g terjadi, terlebih di sekelilingnya orang-orang menari dengan erotis j
Gue takut Bunda udah pulang," uc
gga akan marah
bebas ngelakuin apa pun yang kita mau. Ngapain juga lo takut sama orang tu
i ka
akan putar botolnya duluan," potong Mona, l
arah gadis berbaju k
dare?" t
ebelah, lalu menjawab deng
tau belum?" pertanyaan i
ai tawa. Begitu pula dengan yang lainya, tapi tidak dengan Mila. Gadis itu kaget, merasa heran dengan gadis.
an gue yang put
utar, hingga akhirnya ber
dare?" t
ila menjawab, Mona sud
, da
e ini!" ujar Lusi sembari
knya harus cobain ini, Mil." Mona menyodorkan segelas alkohol di depan wajah Mila. Sedangkan Mila menatap nanar gelas
datang ke kelab apalagi sampai
, ya, kayak dulu." Menjeda sesaat, Mona melanjutk
pernah kalah dengan orang lain. Tanpa basa-basi lagi, Mila langsung meneguk segelas
ang tinggal menunggu waktu saja, sebelum gadis cantik di sebelahnya itu t
yang aneh dalam dirinya, ia merasa gerah disusul deng
cacing kepanasan. Rencananya untuk menghancurkan Mila berhasil, sedari d
engibas-ngibaskan tangannya ke wajah karena kepanasan. Di susul dengan sakit kepala, juga seketika ia merasa le
ah mata pada salah satu teman perempuannya yang duduk di meja
mbaringkan tubuh Mila di ranjang, lalu mereka meninggalkan Mila di kamar
. Karena tidak tahan menahan gairah yang telah mengambil alih kewarasannya pria itu
ahnya lagi, ia tak memakai sehelai benang pun. Mila bangkit, memunguti semua barang-barangnya yang berceceran di lantai. Ia menahan ta
ni menutup dirinya dari semua orang. Menjauhi teman-temanya, bahkan meminta putus, kepada pacarnya yang sangat ia cintai. Ia malu kep
dah sering bolos ekstrakurikuler musik, sebenarnya apa yang terjadi s
af,
api kamu harus perbaiki.
alo gitu, s
, sil
gga ia harus berlari secepat mungkin, untuk sampai di toilet sekolah. Namun, M
h gawai di saku, dan me
Pak P
apa? Apa bapak suda
ra pergi ke depan gerbang, menunggu sopirnya menjemput pulang. Rasa pusin
r ke apote
t? Apa perlu saya an
langsung sembuh." Mila tersenyum ramah ke arah Parj
a takut, tapi mau bagaimana lagi? Ia tidak mungkin
anya penjaga kasir, se
nya mama saya, Mbak,"
ya positif!" Mila menjerit dalam
misi, Mbak." Penjaga kasir mengangguk s
s pengasuhnya sedari kecil. Orang tua Mila teramat sibuk, bahkan Mila hanya
ngat sukses dalam bisnis properti. Bisnisnya ada di mana-mana
an apa? Biar
ila ambil sendiri aja.
a,
masih saja berdetak tak karuan. Mila langsung masuk ke dalam toilet, sambil
rtahan, takut suaranya terdengar oleh penghuni rumah lainya. Mila menggeleng tak percaya, butiran air mata terus berjatuhan. Hatin
tok
at itu di lemari pakaiannya. Mila membasuh wajah di wastafel, guna menghapus
n mengetuk-ngetuk pintu kamar putrinya, ia senang bisa kembali
kan perlahan. Kemudian ia melangkah menu
ya,
tri kesayangan Ayah," ucapnya ceria. Gilbran mencium kening Mila, menyalurkan rasa r
sih,
kata bibi kam
nda gak
ndamu di
ang makan, melambaikan tangan sembari tersenyum. Itu bundanya. Segera saja Mila
kolahnya?" tanya Rosa
car,
da sudah lapar. Kata bibi
undanya. Untuk sementara ini, ia sedikit melupakan m
*
ali memenuhi pikiran, ketika Mila melihat kedua orang tuanya. Oleh sebab itu, Mila memi
tkan oleh bundanya yang menangis. Mila bingung dan wa
kkan test pack yang Mila sembunyikan di dalam lemari pakaiannya
AYAH, INI P
Mila, Yah," j
cewa sam
ahnya langsung memotong ucapan Mila.
k tahu d
mungkin ini bisa terjadi! Kamu jan
gak tahu dia siapa ayah
l
r pipi Mila, ia benar-benar dibuat murka
ak butuh penjel
r-benar gak salah. Mi
amu sudah mencoret nama baik Ayah. Ayah
---ayahnya, benar-benar mematahkan hatinya. Semudah i
arah. Hari ini benar-benar mimpi buruk untuk Mila, kesalahan sat
-sama. Tapi karena satu kejadian ini Ayah sampai menganggap aku serendah itu? Aya
uk. Rosa bahkan tidak mampu menatap putri dan suaminya. Rosa tidak tahu lagi harus membe
masih kurang kasih sayang dari kami? Kurang uang yang kami ber
rnah ada di saat Mila butuh? Kalian justru sibuk keluar kota! Dan Ayah pikir, Mila perempuan seperti itu! Ternyat
sa menangkup wajah Mila. Namun, Mila malah menepis kasar tangan Ros
"MAU MEMBELA DIRI LAGI? KE
" bala
panjang lebar kepada orang tuanya, mereka tidak akan pernah per