PENDEKAR TAPAK DEWA
karena rimbunnya pepohonan yang demikian rapat dan berlumut, menjadikan keadaan di rimba ini seperti senja saja. Sinar matahari tak mampu menembus langsung k
ebihan, jika warga desa-desa di sekitar kaki gunung rimba ini menilainya sebagai rimba yang sangat besar uraga (sangat angker dan wingit), sehingga
dari mana desas-desus ini bermula. Namun yang jelas, desas-desus itu telah terlanjur dipercayai oleh masyarakat yang bermukim di sekita
tersebut, mendadak sesosok bocah laki-laki berlari dengan d
bah putih, berjenggot putih, berkulit putih, serta bermata sipit s
ya baru berusia belasan tahun dan berperawakan kekar itu. Ia berlari seperti layaknya di tanah yang lapang dan terbuka. Rupanya si bocah sudah sangat hafal dengan medan rimba. Di kedua
njang sempit namun sangat curam yang menghadang di depa
upp.
Kedua kakinya menapak indah di pinggir jurang yang di seberang. Sesaat
tu yang lucu, ia pun cekikikan,
mulut jurang sempit, mendadak satu kilatan ca
sss.
ittt
o yang sangat cepat, melampaui ujung c
umm
ng sebuah bebatuan raksasa yang tak jauh dari samping si bocah. Dinding b
h si bocah, mungkin tubuh si bocah akan berubah menjadi se
bukannya menggubris serangan berbahaya itu, apalagi sekedar mengelus dada,
lari, tiba-tiba sebuah bola api raksasa
a meter lagi menghantamnya, tiba-tiba tubuh si bocah seolah-olah menyemplung ke dalam bum
umm
a menggeleng-geleng pelan ketika melihat nasib pohon yang terkena bola api
rah sampingnnya satu bola api k
. Namun ia tidak sempat berpikir tentang siapakah gerangan orang yang hendak mencelakakannya itu, karena bola api demikian cepat melesat ke arahnya. Dan ke
mm..
hitam tebal lenyap, maka tampaklah sebuah lubang besar menganga yang menyerupai kawah kecil. Kenyataan itu memberi gambaran, bahwa bola api itu merup
tampak siapa-siapa, kecuali senyap kembali setelah gema suaranya lenyap. "Aku bisa pastikan bahkan engkau bukanlah jin atau henca! Jadi tak perlu
n, kecuali gema
berani menampakkan diri? Ataukah tubuhmu sang
iri. Beberapa lama menunggu, masih juga tak ada tanda-ta
k aku melanjutkan perjalananku! Tak ada untungnya bagi
untuk mendengar tanggapan dari si mahluk
nganya mendengar suara "krekk...!" dari arah belakangnya. Seperti
.wuss...
orang dewasa meluncur deras mengancam tubuh si boc
dia benar-benar ingin
silangkan di depan dada sembari menyedot kekuatan alam dengan satu tarikan nafas. Pada saat puluhan batang kayu itu hanya beberapa depa menghujam tubuhnya,
aaahh