PENDEKAR TAPAK DEWA
ah mengerahkan tenaga dalam yang cukup tinggi. Pada saat kedua kepalan tangan si bocah diarahluruskan ke depan dengan sebuah sentakan, angin itu langsung menyongsong dan menerbangkan
santai, "Jika engkau tidak mau juga menampakkan wujudmu, maka bagiku engk
hnya hendak meninggalkan tempat itu. Mendadak suara c
esal dan malasnya. Ia menoleh ke
erhenti. Si bocah mengamati setiap detail rimba dengan seksama yang dis
ikikik
mm..
a itu bukan hanya mengeluarkan cekikikan ejekan saja, melainkan suara cekikikan dikirimkan dengan kekuatan tenaga dalam yang cukup tinggi, yang efeknya mampu menisik hingga ke dalam otak si bocah. Andaikata si
manusia pengecut dungu yang pernah kukenal!" berucap si bocah deng
upernah mengenal manusia lain selain gurumu yang berkulit putih, berh
, bus
ai kata-kata yang berisi ejekan itu telah berpindah lagi ke arahnya semula. Namun wujud orang
sembari berkacak kedua belah pinggangnya. "Siapakah eng
ekar besar yang di negeri asalnya punya nama besar dengan julukan Wu Ying Jianke alias Pendekar Tanpa Bayangan? Bahkan
ar biasa. Bukan hanya karena suara manusia misterius telah berpindah lagi dari
us melayani manusia misterius itu. Ia pun memungut kembali kedua ekor kelin
apannya, sekitar dua puluh depa dari tempat ia berdiri. Akan tetapi si bocah alias La Mudu tidak mampu melihat dengan jelas sa
imba Sorowua, tak pernah ia bertemu dengan manusia lain, kecuali dengan Hongli, gurunya. Setiap waktu ia hanya bercengkerama dengan laik-laki tua yang dipanggilnya dengan Ato (kakek) itu. Artinya, hanya
in-main' denganku? Tetapi, jika mendengar suaranya, jelas itu bukan suaranya Ato. Tetapi, hmm, aku bisa me
a tujuanmu mengganggu perjalananku?" teriak La Mudu
annya malah menjawabnya dengan tertawa mirip rin
i dunia ini, selain Ato sipitmu itu. Hmm, tujuanku tentu tak lain adalah menginginkan nyawamu, Mudu...! Aku menginginkan nyaw
ha ha ha ha
erkacak kedua pinggangnya. Sebuah tawa pongah, tapi
g memiliki ilmu lebih tinggi daripada aku, lebih-lebih ilmu guruku, mana mungkin kau menyembunyikan diri dari cahaya silap mata
tmu, bocah k
sterius terpancing amarah
at La Mudu kembali ter
orang tua aneh, pengecut, usil, dan bermulut besar sepertimu, wahai manusia tua misterius...!" sahut
pun tak terbendung lagi demi dise
tak tahu adab! Aku harus segera
semakin lama semakin kencang laksana gasing raksasa. Dan putaran tubuh itu seakan-akan menarik angin dari segala penjuru, yang kemudian berkumpul dan membentuk angin dahsyat laksana puting beliung. Saking kencangnya hem
misterius di depannya itu, agak menganga juga mulutnya karena takjub. Tet
ian yang sangat tinggi! Hmm, aku tidak bo