USTADZAH CANTIK
zah C
rt
ng masih ABG itu, aku pamit pulang dari bengkel itu. Pekerja bengkel s
ulu ya,"
Kakak Ganten
adzah Indah meringis sambil m
lu yah," u
las Ustadzah cantik itu dengan
inggal," c
kan sebuah harapan." Tiba-tiba aku mencontek kata-kata dialog da
dan tiba-tiba menatapk
ketemu lagi
perintah Amel pada
el tersenyum dan membalas aksiku dengan kedipan mata sambil mengarahkan
maksudku, kalau aku menyukai
kak, siapa?"
" jawabk
ie, cie," ujar Amel seolah menggoda kakak
el," tegur Us
ihi ...," pungkas Amel sambil menahan tawa
iih," t
u memerah dan ia pun sepertinya gerogi setelah mendengar
nghancurkan sebuah harapan. Iya, harapan seseorang untuk b
n aku sering menontonnya dengan ibuku, meski jalan cerita film itu tidak kusukai, karen
telah tertawa mendengar celo
lam," jawab me
get sore itu untuk melihat-lihat se
ak mampu mengatakan suka. Milikku melody, melody, hanya refrain yang bisa kuingat. Masa mud
i-nari diatas kepalaku. Ingin rasanya aku berjoget ria melepaskan kebahagiaan dan keindahan di hati yang belum pernah kurasakan sebelumnya
pesan Wa dari Nufus s
oh,] balasku se
ku juga siap kok.
rim emoticon mata berkaca-kaca. Kubalas dengan emoticon tertawa. Setelah berjalan-jalan sendiri, akupun p
e terus sampe kuping gue sakit
n candaan dan
gsung kawinin sama loe.
Ustadzah, Cuy, semoga aja
hanya tersenyum dan tidak membalasnya.
tangga, apa kamu udah puny
anya
ma kamu, ibu bisa lihat dari tatapan matan
ini lagi berjuang dape
u itu kaget seol
pa?" tanyanya
sekolah dan pesantren dek
olah disitu, anaknya
unya Si Anin
temu sama dia?" ta
masa langsung ketemu? Ma
harus lihat!
ik napas
sama dia, harus ngobrol. Kita samperin
i aja kalau udah berhasil
atau siang atau sore, ibu harus ketemu.
tiba datang
nemuin seseorang,
u?" tanya ayahku
sedang disukai sama anak kita, katanya seor
n tatapan ragu dan sep
h dan jangan bersikap aneh-aneh kalau sedang deketin Ustadzah," saran
ut mirip Si Jimin!" protesku sam
kang ngecor jalan itu
i Sadimin! Tukang ngecor jal
rea. Lebih ganteng anak kita sih daripada Si Jimin, Jimin,
aat ibuku menempelka
u itu mirip kue bakpao dari Ch
tapi bapak sekarang jarang mesra sama
Ustadzah Indah. Pokoknya beruntung banget punya ibu yang c
kin senang. Kedua pipinya memerah se
lam Ridho Allah. Alhamdulillah, ibu bahagia sekarang kamu jadi anak berbakti dan rajin iba
u. Saat kutertidur, tiba-tiba aku dikagetkan oleh seseorang mengelus wajahku. Saat aku ter
n manjaku pada wanita bernama
," ajaknya d
" jaw
h shalat, bukan berdoa semoga semoga berjodoh dengan Ustadzah Indah, tapi berdoa memohon ampun dan berdoa semoga diberikan pendam
ah Indah. Di dalam mimpiku ia terlihat sedang berdoa sendiri sambil menan
oku yang enggak pakai jilbab, sekarang kamu harus tanggun
. Tiba-tiba kulihat ia berlari sambil menangis, kuberanikan diri m
n cewek, harusnya kamu yang duluan ngungkapin. Aku sering nyebut nam
mendengar alarm kencang di pon
mimpiin dia lagi?" gumam
tiba-tiba ibuku menghampiri dan bersikap ge
bu mau ketemu Ustadzah yang kamu sukai itu. Ibu penasaran sama cewek yang
el wanita cantik, pagi-pag
makin genit, malah menem
it amat,"
palagi ganteng kayak kamu, uuuh! Dede Gemes mam
at kerja dengan m
n, candaan dan kekonyolan rekan kerjaku bernama Maemunah membuatku terus tertawa. Ia pun pandai menawarkan produk pr
ihat ke depa
ku spontan saat mel
sendirian berjalan hendak masuk
a*t." Aku melakukan tatap, senyum dan
parkan senyuman indahnya
ucapku sambil menyerahk
s Alfa," balasnya sam
rjuangan dimul
t berbasa-basi menawarkan produk promosi dengan
" tanya ibu-ibu langganan bela
lnya dengan su
jawabku sambi
n panggil saya,
ikit te
cantik? Kemarin tante udah ngeborong
siap,"
agi berjuang dapetin
eli yang sering datang itu, kembali kute
*y yah," ucap Ustadzah Indah
n salah tingkah, bahkan salah
aku sedikit berbasa-basi mengajaknya ngobrol.
h saat aku berjalan henda
up dan melirik ke arahku den
h Indah mengambil selembar ua
beli yang uangnya
tnya orangnya balik la
tidak sengaja dan membuatku semakin gerogi. Aku mencuri pandang saat kembali berjalan dan kulihat Ustadzah cantik itu senyum sendiri sambil menun
h dari siapapun, tadinya kuingin ungkapkan rasa ini. Aitakatta, Aitakatta, Aitakata, yes,
lagi berjuang aja?" tanyaku
bis, minta lagi receh, hihihih
anggil Marimar itu, aku hendak kembali mengobrol dengan Ust
h Indah saat ia hendak pulang se
an yang menggemaskan d
amdulillah, semoga k
fo seputar promo lewat Wa,
dikabari," jawabk
lakang melihatku sampai tatapan mata kami bertemu. Kuberanikan diri tersenyum dan melambaikan tangan. Ia p
Bapak. Semoga berjodoh
n," ba
orty-eight bisa jatuh cinta sama Ustadza
emakin dekat jarak diantara kita, maximum high tension."
ai kasir minimarket
," ucapku sambil berjalan ke kamar ma
kerjaku. Aku menghampirinya saat hendak pulang ke rumah. Ayah dan ib
a ini, rapih a
n mantu, mama," jawa
n heran dan ay
at ashar belum?
soalnya enggak sempat
Indah, Indah itu," ajak ayahku sambil
ana?" tanya
kut aja," t
aju ke pondok pesantren dan sekolahan tempat Ustad
ngan khawatir," uca
okin Si Anin,"
zah Indah tengah berjalan berlawanan dengan mobil yang dikendarai ayah
ya," ucapku
kaca mobil dengan menempelkan wajahnya sambil be
ntik, Bu,"
mendadak dan wajah ibuku
sih, sakit nih pipi ibu!" sewo
terus berjalan di samping mobil yang ditumpangi. Seca
adzah!" sahut ibuku s
bertemu dan bersalaman. Aku heran bercampur bingung melihatnya. Kedua wanita itu terlihat s
g. Kita lihatin aja disini, nanti kita lihat kehebatan ibu kamu. Kita lihat aja
iba ibuku berjalan berdua dengan Ustadzah I
erhasil merayuny
ia. Aku turun dari mobil dan U
il melihatku dengan tata
ak sepupunya Si An
sibuk kan sekaran
u," jawabn
ayok temani ibu jenguk Si A
rnyata aku baru menyadari, kalau ibuku jago melobi dan berkomunikasi. Sesekali kulirik wajah Ustadzah Indah dan ia pun sesekal
oga menjadi solehah seperti Ustadz
t pulang, tapi lagi-lagi ibuku melakukan aksi
a, ibu mohon Ustadzah ikut, karena ibu masih in
rsama. Sore itu kami menuju warung makan lesehan dekat Pantai. Aku begitu gerogi dan salah tingkah. Ibuku terus mengajak Ustadzah Indah ngobrol dengan
tadzah Indah menjadi menantunya Ustadzah Fathi
etelah kami sampai di warung lesehan yang tempatnya indah,
aan Firman?
tumis kangkung saos tiram, sambe
kurang,"
ka ikan asin sama tempe
rtawa, begitupun Ustadzah Indah, ia beberapa kali tertawa mendengar celoteha
, mau pesen apa
, maaf yah ngerep
mau makan bareng sama kami. Ya udah berarti disamain
natapku. Ia pun ternyata memiliki kepribadi
lah, bolehkah aku berharap padamu supaya ia m
muanku yang kedelapan dengan Gadis lem
sam