USTADZAH CANTIK
zah C
aran sh*pee?" tan
erkesima melihat keindahan waja
abku sambil
market, aku melayani pengun
nya, Mbak," pint
ngaja memindahkan layar dan terlihat olehku fotonya tanpa memakai jilbab. Aku begitu terpesona meliha
lu memindahkan layar ponsel k
Fuji Latifah," uc
nya dengan s
ngan baik dan mengembalika
p seseorang pada ga
u," bal
h lagi apa?" t
Sh*pee, Bu
terkejut ternyata gadis cantik, manis d
," ucapnya sambil
sona bahkan lebih dari itu m
giginya juga bergingsul indah," gumamku sambil me
emparkan senyumnya. Aku kembali hanyu
tanyaku pada kasir ya
esantren sana," jawabnya sambil tan
itu. Aku pernah mengantarkan pesanan dan masuk ke lingkungan Pesantren itu. Saat itu aku dibuat
tadzah Indah?"
ngguk. Pikiranku terus tering
ah wajah dan sikapnya
. Sepanjang perjalanan pikiranku terus teringat akan sosok gadis berjilbab rapih itu. Aku sudah b
i istriku." Tanpa sadar kalimat itu terucap dari
dan terus beristighfar, tapi perasaan itu terus kurasakan. Malam itu aku terus melamun dan membayangkan wa
bihan dan aku ingin bertaubat dari segala kesalahan dan
r dan memasang alarm supaya aku terba
*
ah Indah saat aku berada di dep
" jaw
wat foto. Kamu sudah berbuat dzali
mengetahui, kalau aku melihat fotonya di ponsel mi
k sengaja." Aku berbica
ku berkali-kali meminta maaf, lalu ia pergi. Aku berusaha mengejar dan meminta ma
k pakai jilbab? Kamu jahil dan aku engga
pi ia tak menghiraukan mal
salah dia kenapa berfoto seksi di HP dan
atas kelakuanku melihat-lihat
*
ucapku setelah a
lihat-lihat foto pribadinya saat ia menunjukkan kode pembayaran online di ponselnya. Aku terus b
tik yang dipanggil Ustadzah itu. Namun, sampai waktu Dzuhur, aku tidak melih
Semoga aja dia kesini," ucapku pada Maemun
ng mana?"
ntik itu, Mu
ya? Cie, cie, kayaknya a
terdekat. Setelah aku shalat, aku kembali berdoa semoga berj
erada di depan Masjid dekat temp
ntan saat aku melihat ses
dah memangilku dan i
ku gugup saat ia b
Alfam*rt itu kan?" tany
u gugup dan men
antri, tapi enggak tahu gimana caranya ini?" Ia menunjuk
gimana, yah
, gimana yah? Ajarin dong," tanyan
bar dan sopan
dianterin, kan?"
alamat yang dikirim S
mau ke toko, tapi liha
lu mengucapkan istighfar sambil menu
h, Mas," pamitnya, lalu perg
engannya dan kurasakan peras
a jadi istriku." Aku
i Pondok Pesantren Modern dan katanya lulusan Pesantren Modern yang cukup terkenal. Aku mengorek informasi dari Embak Ita, penjual warteg dan warung kopi yang katan
calon, belum,
baru lulus tahun ini, lulus kuliah
shalat Maghrib, aku membuka media sosial berlambang huruf F dan menca
ku dalam hati mengingat de
a kali. Tutur kata, senyuman dan tatapan matanya selalu kuingat dengan jelas. Aku t
" panggi
muinya d
pengajian masyarakat di Masjid
uat konsumsi pengajian masyarakat. Setelah shalat Isha berjamaah di masjid, ak
gga yang jadi MC enggak bisa datang, katanya dia a
nah jadi MC di musyawarah pemuda Kar
dan bersiap-siap. Akhirnya aku pun berhasil menjadi MC dengan lumayan baik, meski sedi
*
bawain belanjaan ini?" tanya Ustadzah Indah, saa
a nanti saya bawain ke Pondo
, Mas Firman
Aku mencegahnya saat ia
mau ngajar lag
n belum? Saya suka sama U
pamit pergi dengan menunduk. Aku beru
apan saya yang enggak so
n berlari menghindar dariku. Aku han
ergi?" tanyak
*
pa maksud mimpiku, aku beristighfar dan menenangkan diri. Setelah mencuci muka dan ternyata sudah s
dan minta doa dari orangtua, terutama ibu kita, terus kita
aku bisa bersantai di rumah. Saat aku tertidur waktu Dhuha, aku kembali bermimpi tentang Ustadzah itu.
as Firman," ucap Ustadzah
hanya lewat mimpi. Saat berangkat kerja, rasanya aku ingin melewati pondok pesantren tempat Usta
sini loh, nanyain kamu," uja
?" tanyaku de
sama kamu itu mana, terus aku jawab
. Aku bekerja dengan semangat dan bahagia sore itu. Saat ada pesanan yang harus kuantar ke Ponpes itu, aku bersemangat
" sindir salah satu reka
erja dengan ha
gin ketemu sama Ustadzah
k mengantarkan pesanan. Saat aku masuk dengan berjalan kaki dan bermaksud ke ruang pengajar mengantarkan pesanan dalam plastik besar, aku kagum m
imana yah?" tanyaku p
mengant
ah mengajari para Santriwati. Aku berhenti sebentar untuk melihat. Aku begitu kagum
kamu guru Tahfiz Qur'an
ng tengah memperhatikannya. Tatapan mata kami
secara spontan sambil menatapnya dan m
ah itu melemparkan senyumannya. Ia pu
pnya sambil memalingk
apihkan jilbabnya. Kulihat ia ke
ucapnya dengan lembut sambi
ku gugup, lalu aku berjala
ba-tiba ia kembali menunduk setelah melemparkan senyuman indahnya. Aku berhenti sejenak memperhati
dengan dia." Tiba-tiba
melewati Aula yang disitu ada Ustadzah Indah teng
capku saat m
kat jalan yang kulewati itu kembali melirik
h, Mas," uc
ga kita ketemu lagi." Tanpa sadar
Kulemparkan senyuman dan ia pun membalasnya, lalu beristighfar dan kembali me
senyumnya. Ustadzah Indah, kamu emang cantik dan indah seindah namamu," gum
iga dengan Ustadzah cantik
sam