Brondong Toxic
ak Yos. Beliau sedang sibuk dengan dunianya sekarang. Dia tidak akan menyadari kalau salah satu anak buahnya sedang menangis sangat k
a, tapi bukan begini perpisahan yang dia inginkan. Bukan karena ada laki-laki lain seperti yang Mas Pras pikirkan. Bukan karena gosip perselin
Viki? Apa ada yang cerita sama
ami bahwa ini semua hanya salah paham. Ada keinginan dalam diri Arum untuk memperbaiki kondisi ini. Arum akhirnya mencoba bicara pada Asti dan Lili. Tentu saja dua reka
rtanya sambil mendudukkan di
diusapkan ke wajahnya, "jadi, Mas Pras habis telpon aku. Dia marah besar sama aku. Dia salah paham tentang
ng kasih info tentang Viki ke Mas Pras
siapa yang ngomong ke Mas Pras tentang itu. Aku udah gak ngerti lagi harus
nya info apa sih yang Mas Pra
pa info kaya aku suka pulang sama dia. Kayanya dia salah paham sama hu
p Lili berterus terang sege
ak tau apa-apa?" tan
ta beneran enggak ng
jelasin apa-apa. Mas Pras juga kayanya udah terlanjur percaya sama semuanya. Dia pas
u sampe Mas Pras nya juga tenang. Kalo udah kalian sama-sa
tu sama lain. Tidak tahu harus bersikap bagaimana kecuali berulang kali mengucap sabar dan sesekali mengusa
yang memberi info pada Pras, mungkin juga sangat berhati-hati dan tidak mungkin akan menunjukkan jati dirinya. Siapapun itu pasti tah
a tapi tak pernah mencoba untuk bertanya. Mereka tahu bahwa hubungan Pras dan Arum semakin buruk walau tidak tahu seburuk apa. Mereka bisa melihat bagaimana Arum yang biasanya aktif dan cer
rnya mereka punya satu rumah milik bersama di Malang, tapi Pras menyerahkannya begitu saja pada Arum. Toh selama ini memang Arum yang banyak menghabiskan uang untuk rumah itu. Alasan utama ya
suaminya ini mungkin mempertimbangkan untuk rujuk, tapi memang sepertinya Pras sudah yakin dengan keputusannya. Bahkan lusa
ak untuk lusa," pamit
bergerak membaca surat
cerai?" tanya Pak Yos
an. Makanya saya mengajukan cuti, P
ini yang terbaik buat kalian ya. Kamu yang sabar," Pak Yos ak
a pada Arum mengenai hubungannya dengan Viki. Beliau memang sudah beberapa kali bertemu Pras dan berdasarkan pengalaman hidupnya sedi
harus dia lalui belakangan. Fisik dan psikisnya sama-sama letih. Arum hampir setiap malam menangis, bahkan kadang sampai kepalanya sakit dan wajahnya bengkak.
jut karena ada Arum di sana tapi tak banyak bicara. Bisa di
ti mengelus dadanya. "Bentar aku
ama. Mengelap wajahnya yang masih basah karena sapuan air dengan tisu. Mer
ir-akhir ini kamu lemes
aku tuh," ka
Kerjaan?" tanya
um singkat menunjukkan surat cuti yan
g dia usahakan sekuat tenaga pada akhirnya harus hancur begitu saja. Perceraian yang menyita seluruh waktu, emosi, dan tenaganya. Apa yang b