Matahari di tengah malam
iga s
a melarikan diri dari kejaran suaminya Anto, yang akan merampas bayinya dan menjualnya kepada orang yang tidak
epada Junaedi sebagai pelunasan hutang judinya. Istri Junaedi selalu memi
mplek perumahan elit, yang tidak begi
aan. Security yang terlihat mengantuk memuluskan
nyusuri perumahan itu. "Anto tidak mungkin menyu
timbul dibenak Rini untuk meletakkan bayinya di depan pintu rumah tersebut. Dengan h
uka pintu gerbang itu dengan perla
inya tersebut hingga kenyang sebelum Ri
Rinipun melangkah kelua
k-baik saja, " u
pintu rumah tersebut dalam keadaan tertidur pula
an seluruh penghuni Rumah. Dengan tergesa namun jug
a Bramastio kepada suaminya y
, sabar
intu. Dan terlihatlah wujud bayi ya
io dengan suara bergetar.Bukan cuman suara, baita bawa masuk saja dulu, ka
ngkat tubuh bayi itu dari lantai
inan. Pasalnya popok yang dikenakan b
"perintah Nyonya Brama
buka seluruh pakaian bayi itu,
ilang anak semata wayang mereka, terjaga dari
delapan tahun dan duduk di b
engisi rumah mengeli
, mungkin dia kehausan, "
susu untuk bayi Nyony
Gilang. Gilang merasa kasihan mel
situ saling memandang me
lu, kasihan dia, tapi takarannya di
lari kedapur untuk membuatk
an susu tersebut menggunakan
disuapkan Nyonya Bramastio kedalam mulutnya.
g kasih dedek bayinya
mandang bayi itu deng
emberikan sendok di ta
asihnya, " ucap Nyonya
lut bayi itu dengan sangat hati-hati. Gilang pun tert
a, Mi! " lapor
di ruangan itu tersenyum
kala melihat bayi itu cekukan dan me
elihat wajah Gilang tidak setuju dengan ucapannya yan
nyang, akhirnya Gilang pun
menggendongnya?
lihat berpikir sebelum akhir
sambil meletakkan bayi itu pada pangkuan G
tu ada di dalam pangkuannya. Dengan p
yang harus kita perbua
i juga bingung, "jaw
ami mengurusnya, "
an perkataan suaminya tersebut
ar di Jepang selama seminggu, "tutur Nyonya Bram
rahkan saja ke panti asuh
g terbaik untuk bayi in
dua orang tuanya tersebut. Dia sibuk
ulu, kan mau sekolah? " ucap
g spontan sambil meren
tika orang yang berada di
ti dia kesakitan," ucap Nyonya
aminya, Gilang pun me
pulang sekolah, Mami mau beli gendongan dan baju-bajunya dulu, " b
boleh gendong pakai gendongan?
biar berangkat sekolah,
ikuti Bibi Kotimah yang akan
beres, Gilang
Gilang berbalik dan berlari k
ngis ya, " ucap Gilang lalu menyesap wajah bayi itu dal
an bayi untuk membeli perlengkapan untuk bayi tersebut. Ba
a izin kepada pimpinannya unt
langsung ke sekolah Gilang untuk m
atkala mendapati yang menjemputnya adalah Maminya. Tidak
ana Mi? " tanya
h, " jawab Ny
gan dedek bayi, " pinta Gil
bisa tersenyum meliha
ecepat kilat, Gilang membuka pintu lalu melompat
k, " teriak Ny
a terus berlari hingga kedalam kamar tamu. Sejenak Gilan
. Dengan hati-hati Gilang menarik tanga
but. Ada rasa tidak tega di dalam hatinya untuk menyerahkan bayi itu k
bayi ke Panti asuhan, " ucap
anya Gilang tidak mengerti
olehkan ko' main kesana, asal sekolahnya rajin d
pinjam ya Mi? "t
s mengembalikannya, "j
angin sama maminya, kalau Gilang boleh main
Nyonya Bramastio yang lalu mengang
ju gih, biar kita berangka
mengikuti Bibi Kotimah yang sudah menung
amastio kepanti Asuhan untuk me
rkan ya, kapanpun dia mau, " pinta Nyonya Bramastio
" jawab
kedatangan Nyonya Brastio kali ini
sapa Nyonya Bramastio kepad
am.Tumben ba
ni. Tadi pagi, seseorang meletakkannya di dep
haladjim! " se
lang. Katanya dia mau i
engnyaaa, " puji Ibu Panti melih
an oleh Nyonya Bramastio.Hal itu sudah hasil kesepak
yi tersebut. Pada kenyataannya keluarga Bramastio
s Panti asuhan, supaya mengizinkan Gilang apabil
us Panti itu menyetujui pe
k ketika Nyonya Bramastio
u disini sama dedek bayi,
sepulang sekolah, Pak Mun akan mengant
lang mau sama dedek bayi, "
nya tersebut. Dia kehabisan akal untuk membujuk
juknya sebentar Bu,
pinggir memberi ruang kepada kep
ar lagi. Tapi setelah itu Gilang harus bersedia pulang kerumah,supaya Ibu men
saha mencerna perka
ayi. Pilih mana? disini? tapi tidak boleh lagi datang kemari, atau pulang? tapi besok-bes
eh ya Bu main dengan de
ng.Di umurnya yang ke tiga tahun, Gilang sudah p
gpun bersedia n