Matahari di tengah malam
senyuman Gilang yang selalu ceria dan tulus kepadanya, tidak bisa lepas dari ingatan Lany. Sikap Gilang yang selalu memanjakannya terus bermunculan di otaknya
ndukan Gilang. Akan tetapi, bullyan dari anak-anak penghuni Panti
n dari para penghuni Panti.Bahkan banyak yang mensyukuri kepergian Gilang. Hampir semua anak panti mencecarnya setiap har
ang selalu memanjakannya dengan kasih sayang, mainan dan makanan, tidak
dan puas saja. Bahkan mainan Lany pun, apabila Lany sudah merasa bosan saja baru memberikannya kepada anak-anak
sa suka terhadap Gilang. Tere pun selalu berusaha menarik perhatian Gilang, setiap kali Gilang datang ke Panti. Akan
r Tere pagi itu ketika mendapati Lany sedang memeluk erat boneka yang
ntuk menjemput Lany dari sini, Ma
nak yang manis. Mas Gilang pas
lang pasti kembali, " ter
dan membenamkan wajahnya pada bantal y
Lany pecah hari itu.Itulah tangis pertama Lany akibat Bullyan yang datang kepadanya. Dan kata-kata Tere ma
ah menemukan adik yang la
hingga tidak terpikirkan untuk bergaul dengan anak panti lainnya. Apalagi sikap anak Pant
alaman belakang Panti.Pagi itu memang tugas Lany untuk menyapu halaman bel
p Noni kepada Lany sambil menu
a meraih bando yang ada di tangan Noni. Postur tubuh mereka yang mem
matahkan semua bando milik Lany. Kemu
unguti bando yang sudah patah dari tanah. Lany mencoba menggabungkan bando tersebut. Tapi tidak berhasil. Bando itu sudah pa
kan kepada Lany punah sudah. Teman-temannya secara bergantian merebut atau membuang barang-barang miliknya den
a, anak-anak Panti akan serentak memojokkannya. Tidak jarang mereka
tiba-tiba segerombolan anak laki-laki menginjak injak lantai itu hingga tampak becek oleh bekas kaki mereka
apangan sekolah. Sepulang sekolah, Lany juga mendapat hukuman dari pengurus Panti karena di anggap ti
any alami belakangan ini d
ri Panti. Sudah lama Lany tidak betah tinggal di panti. Tekanan yang selalu
i.Hingga pada hari ke delapan belas, Lany bertemu dengan seorang wanita bernama Artha.Artha menyarankan Lany untuk bekerja sebagai pelayan di sebuah Coffe shop tantenya.Kebetulan tante Artha mempunyai Coffe shop di beberapa kota di
Lany. Akan tetapi tidak di Jakarta. Melainkan di kota Samarinda. Mendengar h
erangkatan Lany ke Samarinda.Dengan syarat, Lany harus menanda tangani surat perjanjian kerja yang di buat oleh tante Felin.D
u, Lany mempersiapkan semua keperluannya diam-diam.Beberapa potong pakaiannya, Lany masukkan
a anak penghuni Panti selalu bersikap jahat kepadanya setiap hari. Hari-hari Lany di Panti ini tidak ubahnya seperti di neraka. Setiap kali jauh dari jangkauan pengurus Panti, sudah di
antalnya. Rasa hormat dan terimakasihnya, dia goreskan di atas kertas tersebut.
Kemarin tante Velin telah menghubungi Lany, untuk memberitahukan
Tante Felin begitu terkesima melihat penampilan Lany. Ya, Lany mempunyai wajah yang rupawan. Bentuk tubuhnya begitu sempurna. Ukuran dada yang besar terlihat jelas
" gumam tante Felin merasa
elin, " ucap Artha seraya memper
ucapnya sambil menyambut u
erangkat dengan Tante hari
e, " ucap Lany
Tante tidak mempunyai banyak waktu. Banyak bisnis
itu, aku pergi dulu
k saja dan semangat untuk meraih impianmu,
nyak ya kak Art
telah menolongnya keluar dari lembah neraka. Rasa lega begitu terasa di hati Lany bisa keluar dari Pant
takut kalau-kalau Lany berubah pikiran. Atau pihak Panti akan menemukan Lany dan membawa Lany kembali ke Panti. Tante Velin ingin segera memasukkan Lany ke dalam sangkar miliknya. Bagi Tante Veli