Balada Sang Pemuas
rumahnya. Sesekali menatap Nadia, istrinya
a selalu saja bikin orang emosi," keluh Nadia istrinya samb
berjalan menuju freezer di sampingnya. Tubuh Nadia masih terbilang langsing dengan pinggul yang b
n di kantornya tadi siang. Bagaimana mungkin dirinya membiarkan tubuh indah
an, bagaimana mungkin aku bisa
ng, membaui rambut tergerai yang masih sedikit basah. Tangannya mengel
ah-tengah pantat istrinya itu. Tapi Nadia selalu menolaknya dengan berba
animu malam ini. Bahkan mungkin aku akan langsung tertidur ketika meny
Bukankah kamu belum mengambil cutimu tahun ini?" Andre mencoba mengingat-ingat, bahkan pada saat perkawinan mereka tiga bulan yang lalu,
elepas semua rutinitas yang melelahkannya. "Aku yakin kali ini pasti bisa mendapatkan jatah cutik
Rasanya sangat sayang bila kita melewatkan kesempatan itu. Hitung-hitung kita
?" tanya Nadia lengkap deng
a sangat ingin mencoba beberapa busananya yang menantang. Berbagai busana yang memperlihatkan k
na kecewa pada w
aja di sana." Andre bingung sendiri dengan kalimat yang dilontarkannya. Kenapa
na banyak teman-teman
nap di rumah kita. Ayolah sayang!" rayu Andre yang jantungnya mulai dag-dig-dug. Tak bisa dibayangkan j
iberikan Angel pada saat perkawinan kita?" Nadia berta
engingat-ingat hadiah apa yang telah diberikan ol
e, kenapa pula Angel menghadiahkan pakaian semacam it
bah dirinya dengan sangat sengaja menjajakan dan mempersilakan tubuh ist
satunya. Dan menurutku one piece tidak te
Andre bahkan merinding ketika Nadia menyambut usuln
. Pasangan suami istri muda itu sibuk den
n beranjak ke tempat tidur untuk menenangkan dan menyimpan semu
ibalut seragam biru muda dengan list putih di setiap sisinya. Sungguh tubuh yang mempesona. Apalagi seragam itu melekat
agi. Itu adalah seragam yang telah lama dikeluhkannya karena sudah terlalu kecil untuk membalut tubu
h segitiga celana dalam yang membalut bongkahan pantatnya yang pada
dapatkan cuti untuk liburan besok."
Sayang?" tanya Andr
rmohonan cutiku nanti," ucap Nadia sambil mengangkat roknya lebih tinggi saat mengenakan stockingnya. Andre bahk
dapatkan izin itu. Dan aku yakin kamu dapat melakukannya dengan sempur
enggang dengan seksinya. Andre bingung dengan perasaan yang menyesak di dadanya. Entah kenapa di
mata-mata hanya untuk kita. Ya, lebih tepatnya untukmu!" ucap Nadia yang telah siap dengan sepa
i saja dia tak punya, ingin rasanya membuntuti istrinya dan m
alu bertahan dan tak pernah memberikan ruang buat atasnya itu untuk menggoda, padahal Andre sudah sangat se
pu memuat pantat dan buah dadanya." Andre mendesah membayangkan wajah Pak Egar yang terkesima dan akhirnya
^