I'm Not a Gangster
k yang ke-tiga kalinya Bu Sri Mariani, guru Bimbingan Konse
esekian kalinya. "Kalau saya sudah dapat uang, saya p
tengah abad, guru yang terkenal dengan ke'killer'annya di sekolah ini,
. "Minta orang tua kamu urus surat keterangan ti
sengaja tergelincir, mengadukan ketidakberdayaan diri dan keluarga. Namun, di
mengurusnya, biar ibu yang da
. "Bapak saya pasti bisa urus sendiri," tamb
ngan ilmu jiwa yang mumpuni. Bu Sri Mariani, hanya dengan men
Iya, Bu, nanti saya sampaikan sama bapak. Terus,
biarkan ikut proses belajar mengajar dengan kondisi compang-camping seperti ini, bagaimana nanti kala
roses belajar mengajar di pagi hari ini. Pun, dengan kepala terkulai lesu, Ka
*
ari masalah yang tengah mengadang, ianya justru mencipt
menjinakkan gelegar Pak Rajimin yang bersikukuh tidak meng
lik Pak Rajimin. "Seharusnya kamu mikir, kenapa dia nekat mencuri? Kenapakah kamu tidak pernah mikir apa masalahnya? Itu semua karena ki
ak sebagaimana biasanya, ini adalah yang pertama kalinya Kamal me
aligus resah, Kamal juga mulai bertanya-tanya, apakah Bu
aib yang dia diciptakan untuk kita? O, baguslah kalau kalian sudah sekon
us." Bu Senia membalas dengan tidak kalah sengitnya. "Kalau kamu
g. Pak Rajimin terdiam, Bu Senia membuang
ka yang menjadi penyebab gempa bermagnitudo mega d
. Lalu, tampak beliau membalikkan badan. Ketika Pak Rajimin berancang-ancang untuk beredar, sigap Kamal mengadang, merebut lalu
habisan agar ayah angkatnya ini mengurungkan niat. Akan tetapi,
l
u
aris ter
n bapak kalian. Kalau kalian menganggap saya sebagai Bapak, sehar
kembali merebut kaki beliau. "Tidak, Pak, tidak! Saya berjan
" hardik P
k p
Rajimin jauh lebih kuat dari seb
emua, biar kamu puas! Hiks hiks hiks,"
ang. "Cukup ... cukup! Saya mohon, cukup! Tolong jangan berteng
Kamal sudah berl
Jangan perg
Kamal tidak punya pilihan lain selain mengabaikan dan semakin mempercepat langkah. Kamal tidak sang
ih jauh, Kamal rela menjadi bagian yang diamputasi. Tidak apa terbuang, a
ergi da
gan kondisi ketidakberdayaan. Hendak pergi ke mana, sedan
ingga detik ini masih belum tergantikan sebagai satu-sa
ampa, telah menuntun langkah tanpa arah Kamal, merangsek jauh
berukuran besar yang menjentik p
knya," gumam Ka
yang ukurannya sangat tidak biasa. Rumbai-rumbainya l
beringin. Saat Kamal mencermatinya, ianya sudah sangat mirip dengan ciri-ciri yang diceritakan oleh banyak orang. Satu ya
akan mencobanya
saling tumpu di depan dada, Kamal berbisik : "Wahai penghuni pohon