I'm Not a Gangster
it terhibur dengan penampilan teman
rtentu di tubuhnya, ia tidak ubahnya magnet berdaya tarik tinggi. Kamal tidak bisa mem
kecil. Nalurinya sebagai seorang lelaki,
mencuri lirik, dia yang tengah duduk pada lengan sofa, K
gumannya akan keindahan bodi si wanita, maka wanita i
karena Kamal telah menabraknya. Andai benar dia masih ingin menampar, atau mengi
gemulai menurut Kamal. Kalau bukan dikarenakan gentar pada teman prian
t banyak telah menjadi pendingi
al. Ia mengucap sambil memanjangkan salah satu tangan, memb
ung amarah dalam pantulannya. Karenanya,
ap Kamal sambil melabuhk
pria perlente. "Cukup panggil saja Om, at
saja, rasa gugup dalam diri Kamal kembali mengemuka. Ada jeda seki
k, Om," sa
mal rasakan tidak ubahnya tatapan seek
ng tidak
ngsung, apalagi sampai berurusan dengan orang ini. Kamal sangat yakin,
gangster di Kota Ujung ini. Mimpi bu
ikmati cerutu yang terselip di jemarinya, Renald
kan siapa nama anak muda yang ia anggap
hut Kamal. "Kamal
sini suara Renal
," sambu
l justru berdetak kencang. Akibatnya, untuk
ngawasi Renaldy. Tidak peduli siapa Renaldy, jika hal buruk terjadi, Kamal tidak punya
uk siapa?" tanya
b Kamal balas bertanya s
eluruskan wajah. Akan tetapi, Kamal butuh
am Renaldy. "Om tanya sekali lagi, untuk apa kamu m
ali Kamal
in Kamal lalu buru-buru mengucap, "Om boleh menghukum saya, tapi sumpa
a tidak mengucap apa pun. Di sini, Renaldy tengah menjiwai kebenara
eman wanita Renaldy, perlahan
opet domp
emeriksa tas tangannya, dan mendapati dompetnya tak l
tanya. "Berani-be
an dompet yang ia sembunyikan di balik jaketnya. "Ini saya kemb
, no ... !" balas wani
an mata melotot. "Saya bukan tante kamu! Jangan pe
ha. Gina ... Gina! Kalau dipanggil Tante, emangnya kenapa? An
anya, Renaldy juga sekonyong-konyong t
saya malah dit
atau lengkapnya Reg
merajuk, 'it'
nari ular yang tengah meliuk-liu
r aduhai. Karena liukan Reggina, kali ini, tak aya
Karena Reggina, Renaldy melunak. Sedangkan Kamal, ia sudah terbebas dari ancaman amarah Renaldy dikarena
a, Renaldy kembali pada Kamal. "Simpan saja dompetnya. Angga
ia mengernyit. "M
itu, Renaldy beralih kepada Reggina. "Ap
ipun, Reggina tetap saja terlihat menantang. "Banyak," ketus
ong keluarkan KTP sama kartu
lakang dengan teman SMA Kamal di kampung halamannya sana. Reggina membala
akhirnya Kamal mengeluarkan semua harta benda yang ada
ak usah," se
an wajah bersungut-sungut, kecuali uang, Reggina
, meminta wanita cantik ini untuk menelepon seseorang. Selain itu,
berani. Lalu, beberapa saat setelah Reggina menelepon,
a pria yang baru masuk ini
ama Lexy ini. "Anak ini saya titipkan ke kamu. Tolong didik dan perl
nya sebentar, ia sudah
r penuh hormat. "Percayakan pada saya, saya
sih," sahu
Renaldy. "Kalau begitu,
kan," bal
a, secara tersirat Renaldy memi
*
enembak untuk me
o
ama nilainya deng
o
ri selongsongnya sambil mengucap,
dor
tepat sasaran. Bersamaan dengan, seseor
pok
pria yang baru datang in