I'm Not a Gangster
Biasanya ... sampai berbusa mulut ini ngajak kamu ke r
ang bernada canda apabila ia mendapati
elampaui batas. Saya tidak ber
an Kamal menegakkan wajah, lalu
arena pertanyaan Kamal kali ini, ji
a balas bertanya. "Apakah k
udah cukup untuk membuat Kamal gelagapan. "Tidak, tid
imbuh
ini tatapan Kamal bukan pada Reggina, melainkan ke
stur Kamal, langsung menjawab pertanyaa
a di rumah. Mereka semua sudah
ek k
a sendiri, sebenarnya hanya tunggu sampai ujia
kalian semua akan kem
i hanya kami. Sedangkan kakek dan nenek, merek
an sedemikian rupa sebelum menyampaikan niat kedatangannya. Nam
selidik Reggina. "Kamu
dak kenapa-kenapa. Saya hanya seda
mal, jangan seperti ini, ah! Saya tahu kamu sedang ada
asalah?" Kamal coba menyangkal. "Tidak, Regg
dengan pengakuan Kamal. "Lalu, kenapa malam-
engelak. Akan tetapi, untuk berterus te
bagaimana kamu, Kamal. Saya tau, kamu sedang menyembunyika
nesia-Belanda ini, memang ben
am
cepatnya. "Saya memang ada perlu sama kamu
tan. "Kalau kamu percaya sama saya, pinjami saya
ina. Reggina tak langsung menanggapi, Kamal menambahkan, "Nanti
gsung mengiyakannya bukan karena tak ingin membantu, tetapi lebih
aku, itu s
a seraya berdiri dari tempat duduk
aksa memasang muka tebal di hadapan Reggina, Kamal juga merasa sedih dikarenakan ia aka
na sambil menyerahkan s
, Reggina men
sambut Kamal.
"Saya ini teman kamu. Kok, kam
Betapa tidak? Di kolong langit yang maha lapang ini, Reg
amit. Mudah-mudahan takdir masih mempertemukan kita l
yang kamu bicarakan,
. Sesaat setelah itu
gina kala Kamal sudah menjauh di
*
lima tahu
mendapatkan harga satu porsi nasi bungkus untuk penyambung hidupnya di malam ini, memanfaatkan suasana lengang ini untu
bagian besar datang menggunakan kendaraan roda empat, dan rata-rata datang secara berkelompok, empat hingga s
rdebar-debar, Kamal pun mulai merangsek ma
an menit
pilan menarik lagi seksi. Entah kenapa, tiba-tiba Kamal berpikir untuk menjadikan pasangan beda usia ini sebagai targ
perlahan Kamal menghampiri pasangan ini, lalu dengan seng
ngan main tabrak saja kau!" damprat
menghampiri, tapi tangan langsing wanita ini sudah
dengan cepat Kamal sudah lebih dulu meraih, la
atamu,
l
Kamal. Tamparan tangannya yang lan
yang menguru
ah pria, pasan
tapi itu sudah cukup untuk membuat kesemua pria berbadan
nya ini tidak baik. Hanya dalam hitungan detik, Kamal sudah tidak ubahnya
alam!" titah si pri
ente itu langsung beredar. Sedangkan Kamal, ia
ucap salah seorang da
amal, dua orang pria kekar mengunci tangan dan menekan leher Kamal, kemudia
erpapasan delapan orang pria dengan postur serupa---kekar-kekar, berdiri mematung
ente ini? Kamal semaki
Bang?" tanya salah satu p
!" sesal Kama
ngkus, tanpa sadar, Kamal sudah menje
mi," titah pri
ngsung meninggalkan ruangan. Lalu, menyisakan pria lima puluha
r keras bagaimana caranya un