Suamiku Punya Wanita Idaman Lain
i sudah menunggu lama di salon. Aku memaksa mengantarnya sepulang kantor tadi dan berjanji menjemputnya lagi
lapak tangan satpam yang sudah membantu mengeluarkan mobil. In
n juga sudah mulai padat. Otakku memperkirakan lam
lagi!" Tanganku sp
lebih lama seperti yang sudah-sudah. Ku ambil ponsel dan mene
ya! Kamu masih
taksi, nih! On th
a di seberang sana
ungguin aku?" Tone suaraku pun ikut merendah.
ra dengan Selena dan Ch
keberadaan Selena dan Cheryl. Bicara te
ana? Kita jumpa di apartem
ku ... mendingan ka
l
dah bisa ku tebak. Tak masuk di akal ku. Jelas-jelas aku menyi
engantar Melissa ke salon. Wajah teduhnya dibuat garang supaya aku
good looking termasuk selera fashionnya. Apa saja yang dipakainya selalu terlihat bagus dan cocok. Berbincang denga
. Kami berdua sama-sama ingin berkarir dan juga ingin membentuk keluarga. Begitulah dulu idealism
ibu saat mulai sibuk mempersiapkan lamaran hingga menikah. Beruntung jarak rumah berdekatan sehingga kedua keluarg
nakan untuk beristirahat di kosan Selena, tempat tinggal kami sementara. Malam pertama sebagai suami istri
lumnya kami tinggal di kosan Selena dekat dengan kantorn
turut membantu. Urusan uang, kami berdua menyukai keterbukaan. Saling mengetahui pendapatan pasangan, sepakat tentang dana tabungan dan belanja rumah tangga.
mangat. Selera makannya berubah-ubah, tapi sekalinya ingin makanan tertentu harus dituruti. Emosinya labil, sering menangis d
list kebutuhannya selama hamil, membuat list kebutuhannya saa
san kekhwatiran lainnya. Beberapa kali bertengkar karena aku mengingatkannya tentang hak suami atas tubuh istri, berakhir dengan tudingan tidak punya hati dari bibir Selena. Ata
fase dalam keluarga kami. Ia terlalu takut. Takut kandungan jatuh karena kelelahan, terpaksa mengeluarkan uang untuk membayar jasa ART. Takut tabungan dan gaji bulanan tidak cukup hing
n domestik rumah tangga, tapi Selena tidak pernah menghargai. Performa kerja maksimal ku lakukan di kantor agar dapat insentif besar, ku tunjukkan ke Selena bahwa semua kebutuhan akan tercukupi,
luar ke ruang TV. Seperti biasa, ruangan itu menjadi tempat aman untuk menuntaskan hasrat yang menggantung.
ang sudah tidak berpikir jernih mengiyakan dengan cepat. Begitula
n berhubungan badan dengan ART. Ku bulatkan tekad bahwa kejadian itu me
i trimester tiga kehamilannya. Dadanya semakin berisi, tubuhnya membentuk siluet yang indah di mataku. Menghindari pert
menunggu bap
an si ART yang semakin piawai memainkan peran di atas tubuhku. Satu hal yang membuatku merasa semakin jantan, dia mau melak
a. Otomatis pertengkaran kami tentang kebutuhan seks semakin jarang. Pernah beberapa kali Selena memi
ada apa-apa, misalnya kontraksi dini seperti yang dulu ka
yang. Asal dilakukan perlahan dan aku tetap
i rasa enggan juga timbul kalau mengingat keluhan kesaki
dan sesekali mengecup kedua pelupuk matanya. Setelah bunyi nafasny
ama jika di hadapan Selena. Petualangan percintaan kami semakin menantang saat Cheryl lahir. Sulit untuk memiliki waktu
seminggu tidak ku datangi berulah. Ia nekat mendatangi kamar kami dan
onton TV, Bu. Biasany
lelap karena baru saja menemani Selena menenangkan Cheryl. Mata ku tutup kemb
ah lelap. Makian dan ancaman keluar dari mulutku. Aku tidak terima diatu
sentuhan bapak. Saya gak minta macem-macem, pak. Saya pun mau ini tetap ja
pakai dia kapan. Aku tidak ingin terikat apapun dengannya. Jelas hubungan ini harus dirahasiakan,
ng a
tangi kamar, besok apalagi? Aku men
ulu aku sudah bilang, aku tidak suka dengan ART yang tinggal bersama dengan kita. Sekarang aku malah gak enak sama kamu
butuh lagi jasanya. Bertepatan dengan adanya Kak Ipah sebagai pengasuh Cheryl selama Selena
elain dengan Selena. Terutama karena aku melihat sendiri bagaimana lelahnya melahirkan dan mengurus bayi. Pengorbananny
ah bayi lima bulan itu. Meski tangisannya terkadang menganggu istiraha
dari bayi berpipi gembul itu. Selena bahkan tidak bosan menghabiskan waktu hingga
bali karena kesibukan pekerjaan. Paling senang kalau bertukar pikiran dengan Selena tentan
mbang rejeki itu dengan sukacita. Bermula dengan promosi jabatanku menjadi assisten manager setelah beberapa bulan kedatangan manager baru
u tidak bersemangat berce
pulang pun gak bisa t
istri yang tetap bersemangat mengejar karir meski sudah punya anak. Apalagi ia tak pernah meng
or yang menjadi saksi perjalanan rumah tangga ini. Dalam hati aku berdoa, se
Setelah beberapa bulan menjajaki dengan bercumbu mesra
pernikahan. Namun tidak terlaksana karena Cheryl rewel, demam akibat tu
an mulai mengikuti irama nafasku. Usahaku tak sia-sia, kedua lengannya melingkari leherku, ia ingin berlama-la
g saat Selena menghentikan tang
kantor, belum urus Cheryl sepulang kerja.