Escape
ngun di sebuah kamar hotel dengan seorang wanita yang meringku
nya beberapa jam la
anita yang dibayar mahal oleh Aiden untuk melampiaskan hasratnya hingga su
.. ooohhh shit!"
tanya yang ia tak tahu siapa namanya. Wanita itu melemparkan kepalanya tepat saat Aiden mengen
tak mampu menyingkirkan bayangannya terhadap sosok masa lalunya. Wani
en merasa kacau. Ia melapaskan dirinya, keluar dari
," ucap Aiden sambil meraih piyama
berengsek?!" ma
," ucap Aiden dengan tatapan tegas sebelum ia beranjak ma
ik wanita itu
tanya Emily dengan suara
ily mendengus kesal, meski sekilas, namun benar-benar menyebalkan, s
enyum mengejek terselip di antara kedua sudut bi
gulang dengan bo
ian geram. Emily kembali mendengus, tapi pria itu tak bereaksi. "Orang y
duduknya sedangkan pria itu hanya tersenyum melihat sikap Emily, ia melihat Emily dari sudut matanya. Mengamati bagaimana
sepertinya," celoteh pri
s panjang, menahan geram. Ia tak perlu menunjukkan kehadapan pria itu jika tak ingin membu
dengan tatapan lurus. Pria itu meliri
loroh Emily dengan percaya diri.
ba menutupi senyumnya. Emily dapat melihat senyum pria itu dari samping. Tak dapat dipungkiri
ercaya diri,"
iinjak pria itu hingga mobil berhenti di persimpangan lampu merah. Dug
ily berhenti, membi
anjutkan kalimatnya, entah mengapa hingga ia terjeb
ily menatapnya lurus. Tak ada sekat yang memisahkan pancaran mata antara Emily dan pria itu. Nyaris tersed
kan," ujar Emily d
itu dengan senyum
idak tersinggung. Pikiran gila menghinggapi isi kepala Emily secara tiba-tiba. Men
a-basi dengan tatapan mata penuh curiga. Seketika pria itu tertawa hingga bergema di seisi mobil. Ia terlihat kian tam
u mati konyol di tangan pria-pria itu," jawab pria yang tak Emily ketahui namanya hingga kini, ia
erjalan kembali. Pria itu sudah tidak menatapnya. Tak ada alasan bagi Emily untuk tetap di posisi sudut pandangnya, Emily
nya pria itu me
memainkan jari-jari tangannya di atas pangkuan hingga tak menyadari pertanyaan yang di
h pergelangan tangan Emily yang membuatnya berjingkat kag
seraya menghardik ta
es. Emily mencoba melirik ke samping, dia menatapnya, dan Emily menjadi kebingu
kasih," sahut E
rkan suasana di antara mereka. Emily mengangguk cepat, tanpa melihatnya dan te
ku biarkan
da ketus. Tatapan matanya lurus pada pria itu seakan mencari jawaban. Pri
menatap Emily sesaat dengan senyum. Dunia Emily terasa berhenti, matanya melebar seketika dengan menatap pria i
selorohnya lagi dengan melirik ke arah
kau turunkan
ucapan Emily bersamaan dengan pedal rem yang ia injak. Emily merasa tubuhnya sedi
ani pria itu dengan dua pertanyaan beruntun dengan emosi tertahan. Sua
ain kau objek dari pameran foto
Emily naik beberapa oktaf. Mata hazel itu menghujam E
mampu mendengar pria itu menarik napas begitu dalam, menyingkirkan kesal. "Aku akan men
al Emily tan
a sudah dipersiapkan. Kita akan mulai berkam
ar. Ruangan pertemuan yang berisi orang-orang pe
i dari mana?" t
ori
aktu. Meninggalkannya duduk di masa kini. Bayangan masa lalu yang kembali b
ku mohon...
au bil
ng setengah telanjang merangkak mencoba menjauh, berlindung di balik
rintih sang gadis da
Sang calon bergeming. Tatapannya kosong.
, tersentak kaget. Mendapati tatapan-tatapan aneh dari sekelilingnya. Beberapa pasang mata mengamatinya de
angsung menjawab. Ia menghela napas panjang. "
yak
awaban yang paling
*