Monster Heart
taff kantor yang baru datang pagi itu sampai terlonjak kaget. Alianna memegang k
Devon dari
mua berkas kau beri
ah, ada
ama dua hari seperti orang bodoh jika hasilnya nihil," ucapn
evon meladeni gadis pemarah itu, "Berarti dia
ubuhnya keatas kursi ke
u itu tidak mungk
ngkan bibirnya k
ndir Devon. Ia mengutip penggala
diri pakai cara yang lain saja." Gadis itu menghela nafasnya dan kemud
bungan di Mabes."
duk tegak. "Okay, maafkan aku. Akan kutraktir kau mak
kan ponsel kedalam saku dan menyuruh
ia tidak akan melepaskan Damian begitu saja. Alianna bahkan merasa malu s
eperti tikus rumah
iburu, petunjuk
lan," umpat
tang menghampiri Alianna, "Bu, ini artikel berit
ih kosong dan menyuruh Ronnie menaruh berkas itu disana.
el tentang si Mons-, maksudk
k, "Ada yang bis
perintah Alianna. Ia terpikirkan suatu cara untuk meny
Ronnie seraya
hari kedepan. Ia tinggal merevisi berita yang akan dijadikan headline saja.
sikopat Pengecut dengan Monster Gila begi
ilakukan oleh Damian. Yah, sebutan monster tidaklah salah
, ber
aranya ada
ghabisi wanita hingga remaja pria. Cara Damian menghabisi para korbannya pun juga bermacam
kemudian berencana akan meminjam nama Devon untuk memeriksa database berisi tindak criminal, yang pernah para korban lakuk
el F
ruh sudut meja kerjanya. Foto dirinya dan Denzel saat liburan
an Denzel. Namun pihak petinggi kepolisian memaksa menutup kasus tersebut. Mereka menyatakan ba
an Denzel adalah hal yang berbeda. Mereka berdua justru menduga bahwa kematian Denzel pasti ad
lianna bertemu Damian secara langsung tempo hari. Tidak ada indikasi bahwa Damian berniat me
mencoba melakukan penelu
simpul ketika melihat rambut Alianna yang dikucir kuda asal-asalan dan kemeja flanel oversizednya yang kusut. Gadis itu
aannya pada Alianna selama ini. Namun ia
us pilu. Semenjak Denzel meninggal, Alianna seakan tidak perduli apapun yang ada disekitarnya kecua
di dekat pusara Denzel yang masih merah. Namun secara ajaib,
rjanji akan menjaga Alia
s didekatnya. Ia sibuk menulis sesuatu disana tanpa menyadari bahwa Devon datang
!" kata Devon sedikit berteriak agar perhat
von dengan bibir sediki
a Devon untuk menutupi rasa bersalahnya. "Baiklah maafkan aku, kita segera keluar sekarang." Alianna kemu
ana?" tanya
kepalanya sedikit, "Makan siang khan? Kau j
sudah membelinya." Pria itu mengangkat tangannya yang beri
nyambut bungkusan makanan dari tangan Devon. "Kalau begitu kita
di sudut raung kerjanya. Tak lama gadis itu kembali memba
Kita makan malam sepulang kerja, okay?" kata
u Alianna yang kini sibuk mengambil bungkus
panggil De
mm
on tepat saat Alianna membuka pintu r