Monster Heart
n sedang bermain puppet. Gadis itu menyeringai menatap
begitu spesial lagi, M
g merasa seperti itu me
sudah curiga bahwa Damian terkena kutukan pecahan Batu Meteora. Jika situasinya berbeda, Alia
erasa asing lag
offee shop. Kemudian Alianna memutar telapak tangan kanannya yang
sar malam. Tiba-tiba Damian mengulurkan tanganya, berusaha meraih tangan Alianna yang terjulur kearahnya. Na
gan saja kok." Damian terkekeh sambil meringis menahan sakit.
matanya, "Kau piki
erkilat senang. Ia sama sekali tidak menyangka bahwa g
"Apa yang rela anda tukar demi mendapat kekuatan i
bingung, "Aku tid
an sesuatu untuk mendapat kekuatan da
seperti ini." Alianna menekankan kata 'ini' dengan nada jengkel. Kemudian ia membolak-balikan telapak ta
da ingin bilang, bahwa Anda sudah terlahir seperti ini, begitu?" Ia b
anna sedikit berubah simpatik, "Jadi, kau menukar sesuatu untuk bisa seperti sekarang ini?" Dagunya sedikit terangkat ketik
emakin dingin, "And
anya, "Oh, jadi kau boleh bertanya soal itu p
engan acuh yang membuat am
lapan tangannya seakan sedang mengangkat bola kasat mata. Damian dapat melihat raut wajah kesal milik Alianna. "Kau
mbil menahan senyum. Baru kali ini ia melihat seo
n kali tertawa geli, "Saya bahkan tidak bisa meng
i menatap Damian dengan tatapan menusuk, "Siapa bilang aku berniat m
na yang berbahaya. Damian segera tahu bahwa
melepaskanmu dan kau akan diburu layaknya tikus rumah yang menjijikkan." Cibiran
ataan Alianna, "Jaga bicara Anda, Nona. Mulut A
Menciumku? Jangan mimpi." Alianna terkikik geli. "Kau
a, Nona." Kemudian Damian menambahkan dengan nada menggoda. "Atau jangan-jangan Anda sendi
ada kelakuan absurd monster gila dihadapannya. Apa semua psikopat bertingkah semenyeb
Damian adalah monst
elum membanting tubuh Damian berulang kali ke tanah dan mele
an di semak-semak dan menelepon Devon. Di ujung tel
u di
u lowbatt." Alianna langsung mematikan sambungan telepon dan seger
ia itu tidak bisa mati, tapi setidaknya ia tidak bisa bergerak dulu. Itu akan membe
isi mobil Alianna. Gadis itu segera keluar dan mendapati bahwa minibus tersebut berisi beberapa polisi yang bertugas di Polsek setempat
Mabes Polri. Begitu Devon melihat Alianna, pria itu refleks menghambu
ipi bersemu merah. "Sudahlah, nanti kita jadi bahan gosip lagi." A
uli." Devon malah makin
makin merah menahan malu sambil
, okay?" tukas Devon putus asa. "
rasa bersalah. Lalu gadis itu m
n memegang bahu ramping Alianna, "Ad
ahinya yang memar. "Masih luka y
dashboard. Ia mengambil salep luka dalam kotak P3K yang ada di
selesai satu kasus, sudah bertambah lagi kasus yang lai
tidak akan berhenti sampai se
ngobati luka Alianna dan melempar salep itu ke dashboard. "Kau bukan tandingan bagi Si Pembunuh Berantai tadi Alia
sembari menatapnya. Devon kebingungan dengan sikap absurd gadis diha
cap Alianna
ut menatap Alian
in kebingungan. "Tolong kumpulkan seluruh dat