icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Tangisan Bayi Di depan Pintu Rumahku

Tangisan Bayi Di depan Pintu Rumahku

Penulis: Irna Flo
icon

Bab 1 Tangisan bayi di depan pintu rumahku

Jumlah Kata:1025    |    Dirilis Pada: 23/03/2022

akan aku yang tak kunjung hamil juga. Terlihat mas Gibran menatap mamah tak suka dan mamah yang balik me

ita subur yang bisa memberi kamu anak. Si Lastri itu mandul, kalau tidak mana mingkin dua tahun pernikahan kalian

enunjuk-nunjuk m

it hati karena mendengar ucapan mamah. Mau bagaimana pun keadaan Lastri, Gibran tetap c

mping ayah, lalu mendongak menatap Gibran malas. "Secinta

itu istri aku, mah. Cinta dan kasih sayang aku seutuhnya untuk dia. Kalau mamah mempertanyakan seberapa besar rasa cint

ngat mencintaiku, terlepas dari aku bisa memberi dia anak atau tidak. Mas Gibran memang suami yang baik, ka

mamah kesal karena papa tak membelanya, ma

Malah diam saja dari tadi. Emangnya papa mau terus diledekin sama tem

aja tuh." Papa

saja. Ayo, kita pulang! Kepala mamah mak

pulang dulu. Ingat, pikirkan baik-baik saran Mamah

lagi kumat, makanya marah-marah terus. Papa pulang dulu,

lam." Mas Gib

terlonjak kaget karena mas Gibran sudah berdiri di sampingku.

kan perkataan mamah. Mas harap kamu tidak memasukan ucapan mamah barusan ke dalam hati. Mas mungkin terkesan e

tak kuasa menahan air mata. Aku terisak dalam dekapan mas G

n mengurai pelukannya. Dia mengusap jej

ngangg

at salam

ku menjawab serak ti

apalagi kalau senyum." Mas Gi

bibirku mau tidak mau ik

tidur! Ini

uk ke dalam kamar guna mengistirahatkan

dahulu. Setelah mengambil air wudu, barulah

ku yang memilih mengerjakan pekerjaan rumah. Namun, saat aku sedang memnere

gat kembali, semua tetangga yang rumahnya berdekatan dengan rumahku tidak ada yan

u mendekati pintu depan. Saat kubuka pintu, betapa terkejutnya saa

lihat, aku lebih terkejut lagi karena bayi ini sepertinya baru lah

dus-kardusnya karena aku tak tahu cara memangku bayi yan

cek matanya dan menguap, "ada apa, saya

anggilku

a terkejutnya denganku saat pertama kali menemukan bayi ini. "Ya Allah, sayang. Bayi siapa ini?" De

gak t

sama gelisahnya, "kam

umah kita, Mas."

ang membuang bayi begini." Mas Gib

mut atau kain apa saja un

ya. Aku bersyukur saat menemukan selembar kain yang akan kubuat baj

ngasongkan kain it

ayi merah yang terlihat kedinginan itu

kannya pada pak Rt saja?" tanyaku pada mas

an sehingga begitu larut dalam lamunannya sendiri. Aku mene

is, "mungkin ini cara Allah SWT. menitipkan amanahnya pada kita. Bagaimana kalah kita rawat saja bayi ini

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka