The Love Triangle
Dengan dres berwarna pink terang. Clara menggerai rambutnya bahkan membuatnya sedikit bergelombang. Dengan anting panjang berwarna perak. Semua pegawai terpana melihat k
engan melipat kedua tangannya. Clara tersenyum tipis dan berjalan den
," gumam Clara yang terus berjalan hingg
Clara hampir terbang mendengarnya hingga seb
ap Rio lagi dan langsung mengangkat Cla
sedikit berontak. Tapi Rio tak mendengarkannya dan
ya dengan sebal. Rio melihat pakaian di butik itu dan mengambil sepa
cap Rio de
Clara dengan mema
? Apa kau pikir dengan berpakaian seperti itu ma
awai tercantik? Kau tidak pernah melirikku selama ini. Hanya
a ... kau s
lah paham? Mema
ain-main dan tidak fokus pada pekerjaan. Apa ini kontes kecantikan? Untuk apa selalu memakai pakaian seperti ini? Kau boleh memakai gaun atau dres mini tapi jangan berlebihan. Kau hanya jadi bahan bulan-bulanan semua orang. Kenapa kau hanya ing
hwa obsesinya membuatnya tak bisa fokus pada pekerjaan dan menjadi omongan
pan. Dengar, aku melakukan ini karena aku tau kau mempunyai potensi yang tidak dimiliki oleh orang lain. Lupakan dulu tentang per
pi aku hanya mempemalukan diri sendiri hanya untuk mendapatkan hatinya. Aku s
nar? Bukankah Rio hanya sedang mencoba membuat dirinya tetap bekerja dengan serius dan tidak main-main. Bukankah Rio sudah bebaik hati karena sudah memberikannya kesempatan untuk kembali memperbaiki diri. Tapi, kenapa rasanya se
ngga ke sebuah jembatan yang cukup besar. Dibawahnya terdapat sungai yang sangat besar dan dalam. Clara terhenti dan mendekat ke arah pembatas jembatan. Menatap k
n menghentikan Clara. Ia mengguncang tubuh Clara yang masih
riak Brian dan akhirn
di sini?" tanya C
ngin lompat dari sini?" tanya Brian
u melakukan apa. Bukan urusanmu," uc
pertimu tak seharusnya menyerah dengan mudah seperti ini," ucap Bri
kit saja perhatiannya. Dia ... hanya semakin benci padaku. Aku merasa sudah tak bisa lagi melihatnya. Aku benar-benar gak mau lagi. Semua ini? Gak be
?" ucap Brian dan menghentikan saat
Clara pecah saat Brian memeluknya dengan erat Brian yang tidak mengerti hanya b
askan kesedihan dan rasa putus
*
i ini. Ia mencoba menelpon ponsel Clara, tapi tak aktif. Sepulang kerja, Rio pun kembali ke butik dan melihat di s
Clara. Tapi tak ada s
gumam Rio dan terlihat sangat menyesal a
arkan dasinya. Rio yang memejamkan matanya, tiba-tiba merasa merinding. Ia membuka matanya dan terkejut
dan membuat Clara