The Love Triangle
ra basnya. Clara bingung menatapnya. Sementa
saja. Terimakasih," uca
nggeser Clara untuk
lang, kenapa kau masih terus men
ni untuk makan malam juga," elak
kenal?" tanya B
id
ya
an. Mereka saling menatap taja
satunya lagi tidak?" tanya Brian lagi dengan terseny
kau demam?" tanya Brian
anannya suka berlebihan," jawan Rio menatap
saling kenal mendengar jawabanmu," ucap Brian menata
n bersama," aj
ndirian kok," tolak Clara tak enak
ian dengan nada yang sangat rendah dan tatapan mata yang sedi
an. Brian tersenyum dan menarik kursi untuk Clar
a menolak pria tampan?"
apa juga temanmu harus tampan sepert
gi," ucap Brian memanggil p
namamu. Jadi, siapa nama pemilik wajah cantik sepert
lara. Namaku Clara," jawab Clara malu-malu.
Brian. Kau satu kantor dengan Rio?" ucap Brian
lara menganggu
dah jamuran dan lumutan menunggu moment mesra kali
mu!" ucap Rio
epertinya pasta kerang dara terlihat enak," ucap B
juga pesan
engan kedekatan keduan
aling populer di sini itu adalah steak!" seru
k. Ini restoran pasta," sela pelayan it
pan di sini ti
a Resto. Kenapa kau memesan yang tid
begitu aku pesan pasta yang paling mahal
dara. Minumnya apa?" ucap pelayan it
mau cola,"
a. Kau?" tanya
wine?" tanya Rio dengan po
k R
a l
ng seperti itu!" ucap
bertanya. Kalau
dan tiga cola. Silahkan ditunggu," u
alu. Kenapa kau tidak hapal di sin
asa tidak nyaman dengan pakaian basah dan kotor seperti itu?" tanya Rio menatap Clara yan
k nyaman?" tanya
kan. Lagi pula kita hanya harus makan dan langsun
mua orang di sini terus saja menatap
" ajak Brian dan menarik tangan Cl
nya. Ia pun mengeluarkan seb
rtama kalinya. Tapi, ini gaun pertama yang aku rancang sendir
saja sudah cukup. Aku tidak bisa m
a orang menatapmu dengan tatapan yang terpesona, itu berarti
menjadikanku ke
an sangat cocok jika dipakai oleh wanita secant
cantik?" tanya Cl
u termasuk wanita yang mempesona. Jika kau memberikan aku w
berbohong begitu hanya
ahwa kau adalah wanita yang sangat cantik dan menganggumkan," ucap Brian tulu
*
ya. Pesanan ketiganya sudah
hnya pulang?" ta
an membuat sebuah pakaian yang sangat indah. Aku sudah membuat beber
emakai gaun. Kau hanya akan mempermaluka
u pun pasti akan sangat cantik saat dia memak
ama? Kenapa kau tersenyum seperti itu?" tebak Rio tak percaya.
arna hitam glamor dengan berlian di seluruh sisi gaunnya. Berpencar bagai berlian yang sedang berjalan. Dengan rambut y
e arah Rio dan Brian. Brian tersenyum lebar terpesona akan paras cantiknya Clara. Sementara Rio terdiam. Tanpa eks