icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Aku Diabaikan Saat Setia

Bab 3 Bujuk Rayu

Jumlah Kata:1121    |    Dirilis Pada: 14/03/2022

asar lembek! Baru segitu saja sudah menangis. Bukan

engar konyol. Siapa juga yang minta maaf sampai harus dimaafkan. Aku sama sekali tak mera

Oded mengangkat mukanya, kini menatapku lurus penuh tekad. S

g? Setelah semua telanjur terjadi

ng keras di belakang punggungku. Mendengar bunyi itu, aku tahu sudah tak ada lagi jalan pulang

i sengaja aku palingkan dari jarak pandangnya. Aku tak ingin lagi menatapnya

ih tanganku, tapi kut

buatmu, Dik?" Bujuknya lagi, mengingatkan aka

nnya? Buang-buang umur saja. Baru aku sadari bahwa

SMP. Umurku 16 tahun saat itu. Setahun luntang-lantun

as buatan tangan kecil-kecilan yang penghasilannya tak tentu. Ibuku, ibu rumah tangga yang tak berpe

semua. Dengan bangga Kang Oded mengatakan ia telah memiliki penghasilan yang dapat menafkahiku setelah menikah. M

nya. Tak sekolah dan tak ada pekerjaan, mau apa lagi aku

i-begini terus tidak ada kemajuan," kataku sengaja menyakitkan

ar dan satu kamar mandi di luar. Satu kamar di depan menjadi ruang kerja Kang Oded sekaligus

etron di televisi, dan sesekali ke tetangga di depan rumah. Me

an tinggal di sini terus," bujuknya lagi. Mungkin ia mengira aku bosan

einginan-keinginanku. Sepuluh tahun kami bersama, tapi aku merasa telah serumah bersama lelaki yan

hati," tampikku dengan embusan nap

menentukan kapan akan diberi anugerah," Kang O

n diri kami ke ahli kandungan. Bukankah itu sama saja mengharap makan buah rambutan tapi tak ada usaha mengambilny

pernikahan kita," kataku seraya mengibaskan tang

ded te

akan kunjung paham perkataan halus apabila tidak diterangkan secara blak-b

h di seputar kedua sudut bibirnya yang kering tampak tegang, menyiratkan keseriusan ucap

arik napas dalam-dalam, mengumpulkan kekuatan dari tarikan udara yang tipis oksigen di dalam kamar kecil ini. Begi

terang-terangan untuk membuktikan bahwa aku serius. Bahw

seolah ingin melompat keluar. Sepasang tangannya bergetar dan menggapai-gapai mencari pegangan. Tubuhnya yang kurus

macam apa yang sudah menikahiku selama sepuluh tahun ini? Memalukan buk

" Tanpa menunggu tanggapan Kang Oded, a

arkan pernyataan cerai selugas barusan, aku mendadak kehabisan energi untuk me

an Kang Oded. Lagipula, memang sudah tak ada lagi hal yang perlu dibahas. Setelah sekian tahun

tusanku. Untuk sesaat tak ada kata-kata yang keluar dari bibir hitamnya yang setiap waktu mengisap rokok. Harapanku memang ia tak

ungi Kang Oded. Entah apa yang akan dilakukannya untuk melewati malam ini. Ters

beku dalam posisi berbaring. Jadi Kang Oded memutuskan mendekatiku. Gerakan badan Kang Oded yang kian tak berjarak m

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka