icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Madu Jadi Upik Abu

Bab 10 Kabur

Jumlah Kata:1092    |    Dirilis Pada: 14/03/2022

tnya, Dedy sengaja berlembut-lembut agar orang-orang

i rebah. Ia juga membersihkan tanah

ang bapak-bapak berbadan kekar yang tiba-tiba mendekat.

anya terjatuh karena terpeleset,” boh

mapahnya untuk naik ke motornya. Bapak-ba

ah,” kata Dedy kepada Rara, bersandiwara agar orang-oran

uruti permintaan Dedy. Dengan mengentak-entakkan ka

Rara yang telah berjalan terlebih dahulu. Rara me

di rumah,” geram

i rumah, Dedy

maluin aku saja. Pakai baju dan tas jelek itu lagi. Nanti Bu Nara pikir

men

aku, Mas. Jangankan menafkahi, melindungi ak

i sini, malah kurang ajar. Sudah bagus diberi tempat tinggal, malah

ma berkacak pinggang

dia, Mas!” se

u dia sampai dikurung, dia tak akan b

aya mencekal tangan Wati. Tanpa amp

ata Wati

ti. Di depan kamar, Dedy mendorong Wati masuk sampai Wati hampir t

r nyaring di telinga Wati. Hati Wa

ini!” teriak Rar

ang,” ja

kah kaki Dedy yang menjauh

eluh Wati di

harus dilakukannya sekarang? Berteriak-teriak agar tetangga datang? Tapi bagaimana kalau tidak ad

carakan Rara dengan Dedy. Wati tidak terlalu jelas mendengar, tapi dari kata-k

ngintip keluar d

ok ge

tidak melihat apa-ap

bisa b

kunci tidak diambil oleh Dedy, sehingga hanya gelap yang dilihat Wati ketika

rupakan berkah baginya. Cepat-cepat Wati m

i kayu buruk yang lebih pantas menjadi lemari barang bekas. Laci-laci pada lemari itu d

bagian bawah pintu. Pintu itu sendiri tidak menutup rapat dengan lantai, ada lubang sebesar satu senti antara bagian

ng sejajar dengan lubang kunci. Setelah merasa posisi kertas ma

angannya menyentuh benda panjang tersebut. Dengan pulpen itu, Wati menyodok-nyodok lubang kunci.

ang sebelumnya. Dengan hati-hati, Wati menarik kembali kertas yang dipasang seb

ngut anak kunci dari kertas bekas majal

y dan Rara tidak mendengar saat Wati memutar anak kunci dan membuka pintu kamarnya. Wati berjalan berji

haid. Rasanya ada yang menusuk-nusuk

mengerti dengan urusan haid perempuan. Urusannya

nggak tadi di kl

pereda sakit

Dedy kesal. Mata Dedy tertumbuk pad

ga belum diminum,” ujar Dedy seraya m

ku lupa,”

alau haidmu lancar, tidak akan l

minum obat itu da

bat pereda sakitn

, Rara mulai merasakan efek obat yang dimasukkan Wat

li,” Rara meringis akiba

n celana lagi, perutnya sudah sakit lagi. Beberapa ka

perutku begini,”

yakan makan yang pe

u biasa saja,”

dong?” tanya

l. Baru selesai bicara, Rara kembali merasa per

bolak-balik ke kamar mandi,”

lagi. Rara melangkah keluar k

ati yang terbuka lebar. Matanya melo

kabur!” teria

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka