icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Madu Jadi Upik Abu

Bab 6 Tunggu Balasanku

Jumlah Kata:1011    |    Dirilis Pada: 14/03/2022

Jangan pernah tinggalkan hape itu meskipun sebentar. Ibu khawatir saat Ibu

ke kamar mandi. Aku juga nggak mau Rara atau Mas

Pokoknya kalau ada apa-apa, kamu

sana sudah nggak enak, a

penting lain kalau ada. Biar gampang buat mengurus

nak lain di panti, tapi Bu Nara paling sayang kepada Wati. Hanya Wati yang paling menurut dan patuh te

ertanggung jawab dan hanya mau enaknya sendiri. Tapi Bu Nara tidak bisa berbuat apa-apa setelah melihat Wati sangat me

gga ketika Dedy memilih dirinya dibandingkan dengan gadis-gadis lain temannya di sekolah. Kenyataan bahwa Dedy hanya

kesorean aku takut Rara dan Mas Dedy keb

ata Bu Nara sebelum bangkit berdiri untu

an Bu Nara untuk dicium, seperti kebiasaannya dul

, ada sesuatu di dalam tangan itu. Bu Nara menggenggam erat tangan

u?” tanya W

kan. Biar kamu nggak terlalu tergantung pada uang pemberia

ah dan masih tinggal di panti. Rasa bersalah merayapi hati Wati yang hampir ta

y. Untuk pergi ke rumah Ibu sekarang ini saja aku mengambil uang dari saku celana Mas Dedy yan

tul-betul diperlakukan seperti b

tempat tinggal dan makan. Itu pun rumah

macam dia,” gerutu Bu Nara samb

baik. Jangan sampai Dedy atau madumu

mbunyikan uang ini ba

n mata berkaca-kaca dari Bu Nara. Bu Nara tak menyangka

*

an diam di beberapa tempat untuk menunggu p

Pak,” pinta Wati

unggu penuh dulu,”

rat. Sore semakin gelap. Wati sangat cemas ia terlambat pulang

di pangkalan. Wati bernapas lega. Setelah angkot sampai di depa

sudah ada di depan rumah dengan raut wajah yang marah. Bahkan Rara tidak hanya melotot dan

h kamu sekarang!” hardik Rara se

di panti dulu,” kata Wati dengan suara ber

an saja kita ke sana. Dasar bandel,” benta

ini pulang itu lapar mau makan. Eh, datang-datang rumah terkunci.

Rara yang selalu dirawat ke salon mengen

aya meringis. Air matanya mengalir tan

. Kalau mau mengamuk di dalam saja,” ler

g menatap cemas dari jendela rumah masing-masing. Rara melihat juga ada beberapa tirai

erutu Rara pelan sam

unci rumah!” benta

arkan kunci rumah secara terburu-buru. Sebelum Rara membentak lagi,

suk ke dalam rumah. Rara ke

hari ini. Kamu nggak boleh pergi kecuali aku sur

gan menyilangkan kedua tangan

kan malam buatmu sampai besok pagi!”

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka