Surat Dari Venus
seorang wanita paruh baya sembari menggunakan celemek di tubuhnya. Wanita itu sudah berk
... aku melupakan
dah mengingatkannya untuk segera menyiapkan perlengkapan sekolah agar tidak ada yang kurang ketika pagi hari. Ia mendengarkan saran nenek, lalu menyiapkannya. Namun, ia
iucapkan bagi lidah Orang Jawa. Tidak sekali dua kali orang – orang salah menyebutkan namanya. Ia sendiri heran
lagi akan ujian untuk kenaikan kelas. Begitu cepat waktu berlalu semenjak Ran diadopsi oleh Ne
adis. Ia memiliki mata bulat berwarna hitam legam yang dihiasi dengan bulu mata lentik. Rambutnya hitam lurus sepanjang
arang, seperti badan putih dan menggunakan lensa mata. Ia cuku
2013. Tepat setahun sebelum bertemu dengan Ran. Kecelakaan itu terjadi saat suami dan putri semata wayang
a – tiba, membuat suaminya terkejut. Karena berusaha menghindar agar tidak menabarak anak kecil i
kit jiwa akibat serangan panik. Dan, pertemuan dengan Ran adalah obat
a. Kala itu Nenek Mariyati sedang jalan – jalan bersama perawatnya ke luar untuk menghirup udara sore. Di sebelah rumah
udah menguasai dua puluh lima musik klasik. Padahal sebelumnya, ia tidak pernah mengikuti les biola karena les biola mahal. dan dulu orang tuanya tidak memil
asuhan. Setelah di panti asuhan, ia sering berlatih sendirian ketika tidak ada kelas membaca dan menulis. Ia juga membeli beberapa kaset dvd musik klasik di pasar, setiap ia keluar bersama penjaga panti asuha
keluar dari area rumah sakit jiwa. Perawat yang menjaga Nenek Mariyati sampai kewalahan, sampai meminta tolong satpam untuk membantunya. Meskipun sudah berumur, ternyata Nenek Mariyati
jut merah dan biola tua. Setelah pertemuan itu, Nenek Mariyati harus mendapatkan ter
jungi Nenek Mariyati di rumah sakit secara rutin, untuk memainkan beberapa lagu dengan biolan
. Ran mampu berdiri dengan baik dan memiliki kondisi yang utuh. Sedangkan putrinya tidak bisa menggunakan kaki dengan baik dan hanya duduk di kursi roda, akibat penyakit dis
yarat mengadopsi anak adalah mampu; mampu menafkahi, mampu memberi kasih sayang, dan mampu secara mental. Jadi, Nenek M
atu. Ketika ia hendak berpamitan pada Nenek Mariyati, wanita paruh baya itu sud
amping rumahnya. Rumah makan itu adalah usaha milik ne
menghidupi Ran. Tabungan dan asuransi yang masih disimpan, digunakan untuk membel
ak dikenal orang karena cita rasa masakannya. Secara tidak langsung, hal itu menjadi branding dari usahanya. Bahkan, Nenek Mariyati sudah menerima banyak pesanan cathering dari acara tasyakuran, dan pernikahan. Kin
untuk melayani pengunjung. Ia bangga terhadap Nenek Mariyati dan merasa bersyukur karena beliau mau membantunya keluar dari panti asuha
u!" ujar Ran dengan sua
Ran dan menepuk bahunya, "Kamu tuh ada banya
ihnya yang berbaris rapi, lalu ia membalas
hati di jalan, ini ada uang sak
k, uang yang kemarin masih ada kok, Ran kan juga
ti sembari memasukan uang lima puluh ribu ke dalam saku rok sekol
menghampiri nenek dan mengembalikan uang itu karen
rumah makan menuju halte bus terdekat. Beruntungnya, Ran s
*