Istri Memalukan
aat memberi pengarahan singkat kepada jajaran divisi-divisi di bawah
ari ini kusampaikan dengan kacau, bahkan tak sadar aku marah-marah
pa diikuti para staf dengan pandangan heran ka
menghampiriku, diletakkannya di atas meja la
da takut. Gadis yang menjadi staf administrasiku itu mena
jiwaku yang sedang sakit ...
ak minum kopi sebelum sarap
sarapan dari kantin mu
mulailah bekerja saja." Tegas kuminta Riani menjauh dari rua
ati lho saya akan lakukan apa saja yang bapak perintah
anku. Bikin aku semakin merasa terpuruk saja jika diperhatikan
n dulu tentang kepergian Yasmin. Aku pun mulai mem
at dengan kesibukan saat
erkat doamu kami
mencemaskan perjalanannya hingga mendoakannya. Dia seolah mengan
llah. Nuna
a ceria s
a sedang dipangku nenekn
a kenapa kalian
ya
al
ibuk dengan pekerjaan sebelum
ingin ibu mengira ki
olong selama aku disini, renungkan apakah
a baik-baik
alasan kamu menyuruhku
yang
las pesanku hingga be
ro sudah berdiri di depan ruanganku samb
" kataku sambil berd
ofa minimalis di sudut ruanganku, aku
ea aku yang memetakan besaran rencana target produksi yang harus dicapai, sedang Pak
asti doa dan dukungan dari Bu Yudha yang membuat
lu, seolah sedang menjadi tersangka k
." Aku menjawab lirih s
engan ucapan doa dari lisannya. Dia juga yang selalu mengingatkan agar aku j
lebih, saat dana anggaran tersisa setelah realisasi budget anggaran. Itu bukan hakku, Y
ling real laporannya dan mendapat predikat divisi yang terbai
rasanya mendekatkan istriku lebih akrab sama Bu Yudha, biar gak hanya g
udha gabung sama gengnya, ya. Waduh jangan sampai
m maksud pembicaraannya. Kenapa pula mem
berkunjung ke rumah bapak, ya. Aku mau lanjut lihat p
wab dengan ragu, berharap semoga saat kedata
isi dari pagi hingga menjelang siang membuat pandanganku sedikit
enghampiriku yang duduk
k?" tanyan
antin, sama minta office boy untu
i makanan dengan menu yang berkuah hanga
lu sebelum bekerja, bapak jadi pucat begitu bisa
Aku menegakkan tubuhku
da-ada saja, dia harus tahu jika orang kesepian yang
lu sebelum berta
iasanya aku kadang bosan membaca pesan serupa itu, tapi kali ini aku se
n jika kuabaikan pesannya. Biar saja! Aku ingin dia merasa c
teh. Apa dikiranya aku selapar itu hingga harus men
anya pesan
mengambil dari nampan dan menaruh du
engan santainya duduk di sofa sebelah
k. Kebetulan saya ju
nya kasar sekali. Apalagi dia sudah mulai meng
dulu saja seperti kata Yasmin, Jadi aku bisa makan di kantin setelahnya karena mushola ada d