Istri Memalukan
an padanya saat ini juga apa maksudny
satunya terlentang di atas kepala putri kami itu. Sebuah tasbih kecil masih tersangk
baik saja dalam membina rumah tangga selama ini, aku menyayangi Yasmin dan bahagia dengan semua sikap dan pri
beda tentang satu hal. Lalu aku akan diam mengiyakan saja apa katanya asal
sisi mana hatiku bisa terpaku sangat menyayangin
mbut bibir lembutnya. Andai dia sedikit saja mau merubah cara berhiasnya,
anya. Harga diriku tak boleh jatuh, aku tak ingin dia tahu aku m
!" Yasmin mengerjapkan mata sa
ku!" Aku melontarkan sederet hujatan yang terlontar begitu saja, sedetik kemudian
butuh istirahat. Kita ba
han diangkatnya Nuna untuk dipindahka
i biasa, dia akan menanyakan h
anya
iku itu. Meskipun amarahku membuncah meletup ingin memarahinya, namun
memastikan Nuna masih lelap
tidur? Kusiapkan air hangat unt
tas meja kecil di samping tempat tidur. Kuabaikan pakaian itu, aku akan mengurus d
tas meja, menghampiri lemari lalu kembali memasukkan pakaian yang di tangannya.
a Yasmin sambil mengetuk pintu se
n tak terdengar lagi. Tak pakai h
belum juga kudapatkan rasa hangat air yang pas. Sudahlah pakai air dingin saj
tubuhku. Bergegas kuselesaikan membasuh diri, ingin cepat m
gigil. Tubuh Yasmin yang ternyata masih bersandar di pintu seketika roboh
. Rasa kesalku entah menguap kemana. Sesaat Yasmin tertegun,
*
utri kecilku juga sudah tak ada lagi di ranjang boksnya. Kulirik jam dinding, sudah ham
istri yang baik. Tak mudah terbawa amarahku atau pun membalas ucapan kasarku. D
rusnya aku malu karena tak bisa membendung hasratku saat aku sedang ingin menunjukkan amarahku. Tapi keyakinanku
untung mempunyai istri se
a sebenarnya yang salah? Yasmin yang terlalu kolot dengan pemikir
at tidur sudah tak ada. Jantungku berdetak kencang, apakah Yasmin sudah pergi dar
aku menggema di
rapan? Biasanya setelah aku berangkat kerja nanti Nuna baru makan pagi. Gadis kecil dua tahunan itu biasanya bel
sarapan duluan.
rumah?" Kuedarkan pandangan
menga
man
umah
ibumu?" Aku tak berani men
hu penyebabnya." Yas
n di kantor kemarin
namun sesaat kemu
membuatku sedih. Tapi lebih dari it
lebih baik tanp
gkan kembali apakah aku masih tepat menjad
kenapa tetap mengabaikan keinginanku." Aku membelai lembut kepala Nuna, ga
khir Nuna semakin membuatku ce
ntuk mengoreksi diri. Tak akan bis
g suami dan lelaki mapan seketika mengemuka. Aku t
u, semua pakaian kerja sudah kususun
engan cara pergi untuk bisa saling memahami? Ah, aku tak mau ambil pusing. Peker
sudah memesan travel? Artinya dia sudah berniat pergi meskipun be
tuk kuketahui. Biarlah dia pergi! Tapi harus berpisah dengan Nuna? Ah ... Aku benar-benar terb