Sweet Mistake
g ... Ia serupa kehanga
stal beku yang
. Membakar tepian tepia
*
phen, Gio bisa merasakan napas Stephen yang beraroma minuman keras. Belum lagi jika dia bersendawa, pengharum mobil pun tak sanggup menyerap aroma busuk yang mengalir dari
Stop di
umpang di samping Stephen membuka dan langsung
mpai kejadian bakal gua suruh lu nyuci mobil m
obil dan kencing di tengah jalan. Angin dingin menerpa kemaluannya dan sek
dangannya terbalik dan sebuah kekuatan napsu menguasai Stephen dengan cepat.Menghilangkan kewaras
anan. Senyum miring tersungging dari bibirnya.
tev? Udah ayo jalan.
ng banget, nih. Kalo kelamaan ntar
l berterima kasih ma gua. Sebentar lagi gua bak
api pandangannya masih mengabur. Tepukannya meleset dan dia menepuk dashboard seba
sudah mematikan lampu dan mesin mobil sedari tadi. Dia membiarkan mobil berkamuflase dalam gelap. Ha
alam kegelapan. Kedua temannya masih mengerang-erang halus. Stephen menyuruh mereka diam b
phen, seketika tenggorokannya tercekik dan dia memandang Stephen minta penjelasan. Stephen hanya menjawab dengan meletakkan telunjuk di bibirnya. Argus paham.
*
harusnya tidak terdengar. Namun sepi yang menyerap semua bunyi di udara membuat bunyi menjijikkan itu tertangkap telinga Val dan dia ikut mual dibuat
p. Meski seperti tak ada kehidupan di sekitar mobil itu (mungkin orang-orangnya pingsan karena mabuk), Val yakin, seseorang sedang mero
sudah mulai terlihat namun jalanan yang dia lalui terasa sangat panjang. Secepat apa pun dia melangkahkan kaki,
eolah membekukan Val dan melemaskan otot-otot di kakinya. Dia tak sempat berteriak. Tangan pemuda itu terlampau cepat menutupi mulutnya yang menganga. Dengan satu tarikan, pemuda itu menyeret Val ke ara
pintu! Buka
rsi pengemudi. Pintu membuka perlahan. Pemuda itu menarik pintu semak
nya jangan sam
ke
rah! Jangan sampai k
gar berhenti meronta. Hangat. Sama seperti Stephen, hasrat kelelakiann
n mesin mobil den
a garap
udah horny. Ni cewek
nanti. Gus! Lu ada ide? Jangan kejau
eket semak-semak itu. Di dalam pasti a
udah makin kuat aja g
u bantu Gio pegangin tu c
Argus dan Gio menggotong Val, dia berlari mendahului mereka ke arah rumah kosong. Rasa yang seharusnya mun
lawanan berarti ketika Stephen mendorongnya. Dan di dalam ruangan, setelah matanya terbiasa dalam gelap, Stephen bisa melihat
tahan mulutnya jangan sampai bersuara. Gue duluan
ngan Argus yang lain menarik kaus dan bra-nya hingga ke leher, menampakkan buah dadanya yang bulat sempurna. Di bawah, dia merasa hawa dingin menerpa selangkangannya. Val memejamkan mata dan mulai menangis. Dia menya
yang dingin. Bahkan ketika Argus ganti menungganginya, dia tak merasakan apa-apa la
isa menghiburnya. Dia memaksa pikirannya berkata jika semua ini hanya m