Dinikahi Mas Pandu
ati padahal Zita baru saja merapikannya. Pelototan mata istrinya tak membuat Pandu takut, ia just
ter-muter kota
kan udah lengkap," dengan kesa
da yang enak, aku belum per
ikan, sekarang ia di daerah orang, di Dumai, Riau, yang katanya, makan
." Akhirnya wanita itu
as
Y
tanya Zita sembari mengambil kaos dan celana kulot panjan
ya karena sakit di kelaminnya. Beruntung
amu cerita?" Zita lupa. Maklum, kadang kapasitas otaknya
jawab pandu sembari menatap istrinya yang urung
Mas Pandu keluar kamar, aku nggak ma
" Pandu segera m
Mas ke
ing." Usaha lag
u!" tolak Zita sembari membuka laci lemari pakaian untuk mengambil jam
n mulutnya. Tak ada suara dari Zita, seperti mendapat kesempatan, Pandu melempar guling ke samping
juta perbulan?" Toleh Zita
apaan?" tunjuk Pandu denga
i di tengah laut, libur empat belas hari di darat, t
ainya Zita,nggak usah ngitung," tunjuk Pandu
Sebulan, tiga puluh lebih, Mas!" Zita memeki
u, ngawasin pemasangan pipa istilahnya jabatanku Floorman, ngawasin sama bantu
ita menoleh, menat
, Zit. Ya alam termasuk cuaca, atau ada masalah sama al
adak khawatir. Pan
a belas malam." Pandu mengecup pipi Zita lalu beranjak mengambil kunci mobil di atas nakas samping ranjang. Zita diam, kalau ada apa-apa sama Pandu, dia be
*
engan dengan motor. Pandu menuruti kemauan istrinya itu. Tapi,
rumah?" Wanita itu masih sibuk memakai helmnya yang tak berhasil mema
ku sambil ngajarin anak baru dateng
ak langsung k
cem. Hampir lupa, surat medical check
ting banget di bawa?" Zita bersiap naik ke at
kesehatanku nggak baik. Makanya kemarin
Sebenarnya yang lebih sewot siapa, di penanya apa yang jawab. Pandu sadar, Zita masih banyak hal yang belum d
epala saat Zita sudah naik ke boncengannya. "Peluk dong, masa sama suaminya duduk di motor
lanan dan juga tempat penting yang pasti ia harus sambangi sendiri selama suaminya bekerja. Kedua mata Pandu melirik ke sp
tak akan memaksa atau menggoda Zita untuk urusan ranjang lagi, ia tak mau istrinya kembali menangis karena menganggapnya ingk
ar posisinya dan memberikan p
dia malas mengantri lama, Zita ternyata sama, mereka sepakat pindah k
ran seafood. Jam dua siang mereka keluar rumah, panas matahari
ya?" Zita mulai bersua
mata pandu melihat satu mobil yang terparkir di sana. "Zita, ada bos ak
adi, dan ada meja kosong di dekat kasir. Setelah memesan menu di meja kasir dan menunju
Pandu. Pria lima p
?!" Pria itu beranjak.
bat tangan Pak Ahmad, lalu ke istri dan
h nikah bukan gosip?" Le
itu lagi. Pak Ahmad mengangguk, ia justru mengingatkan Pandu untuk lapor ke HRD di kantor, supaya te
kamu?" Dengan wajah bingung sembari be
arta, lagi cuti kali, jadinya bisa ke sini, yan
O. Keduanya duduk, Pandu menatap istri
ita menatap m
tar bola matanya malas. Ia masih mengedarkan pandangan ke seluruh area res
mu?" tanya Pandu duduk sembari menyangga siku di
kaan, lupa ingatan, kayak orang planga plongo. Bude sama Mas Bagus y
nggak?" Pandu masih bertanya. Zita menghela
olah yang khusus perempuan semua, Umma anter jemput aku setiap hari, ke mana-mana sama Umma, aku sama sekali nggak tau temen cowok, kecu
Pandu mula
u rusak, jadi ya, selama di sana, aku belajar apa pun sama Umma dan Baba.
ang, bahkan meraih jemari Zita. "A
au diajak nikah mendadak sama Om Brewok yang nggak aku kenal sama
it
ang dagu. Pandu mengeluarkan kartu deb
ng setiap bulan, kirimin ke Ibu, terserah kamu nominalnya berapa, sama ke Nadin
tur juga untuk kebutuhan rumah sama sehari-hari kamu, buat beli baju, atau skin care kamu, tas, sep
mu temuin duluan slip gaji itu. Emang nggak b
dupnya oleh orang lain selain bude dan tabungan peninggalan orang tuanya. Ia tersenyumkekehan. Zita menoleh, melotot kedua matanya, Pandu senyum-senyum semba