icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Dinikahi Mas Pandu

Bab 7 Kapan pulang

Jumlah Kata:2149    |    Dirilis Pada: 14/02/2022

bunyi. Ia beranjak dari jongkoknya, berjalan ke dalam rumah. Nama Pandu t

ta sebelum Pa

ain?" Sapa

uara itu lagi setelah tig

di sofa ruang TV plus ruang tamu. Semua jadi satu pokoknya. Maklum, r

annya? Rusak? Ada b

semalam pad

aan sama tanaman kam

asih tau kamu aja sema

ing

gga

a Mas Pandu, hm?" Lalu terdengar tawa Pandu yang begitu puas

Pandu setiap hari walau ngobrol lewat video call aja. Menurut Zita gitu, tapi

lanjut berkebun." Ambekannya kumat. Dasar masih kecil

amu rindu suamimu, kan?" Pandu tertawa lagi

a A, ada kru kepeleset segala, kepalanya bocor. Aku mesti kencengin kaitannya, eh maksudnya baut, yang u

ali ini Zit

g pengaman yang di ikat ke pagar besi, biar pas ombak

gkan bahaya yang akan

li kamu rasain, kan, Mas? Kamu

i kali in

kan kening. "

awab kalau kamu sampai kenapa-kenapa di sana, misalnya aku nggak bisa fokus jaga diri dan fok

mat karena istriku nungguin aku di rumah. Aku juga berdoa

pat. Jantungnya berdebar tak karu

-lagi Pandu meledek. Decakan Z

beli?" Pandu mencoba

di sini. Aku jadi kayak anak ilang yang diurusin orang lain,"

mereka. Terus, ikut kegiatan mereka, n

-catat logistik, besok ada santunan anak yat

rcerita, membuat kerinduannya pada Zita dan rumah semakin menjadi-jadi. Mereka seperti orang yang PDKT pada umumnya, P

Zita mengakhi

sibuk, Kan? Nggak perlu

a sempat bahas tentang pangkat-pangkat kerja, apaan sih maksudnya?" tan

pemula yang belum tau banyak tentang Rig dan semua tentang life at s

a mencoba paham. Sisanya ak

Mas? Tidur aja kalau ngantuk." ujar Zita. Ia tak mau Pa

h bangun dari j

gan nada bicara Pand

dari nada bicaranya, beda ban

u. Pandu duduk di atas ranjang, memeluk guling sambil menata

am hati dan pikiran rasanya campur aduk. Aku mau pulang saat itu juga, takut kamu ketakutan karena mati listrik, hujan juga lebat

nangis? Kok diem aja?" tanya Pandu khawatir. Kemudian tawa

idur, sampai akhirnya listrik nyala lagi. Aku nggak pa-pa, cuma sepi aja ka

nya istri yang juga harus aku aja, bukan cuma jaga Rig dan diri aku juga. Tapi

ti itu, ia menghargai kerja keras Pandu, hingga rasa khawatir s

n awan gelap. Zita melihat ke tanaman-ta

lang? Sesuai jadwal

juga tak karuan ia rasakan. "Mudah-mudahan sesuai j

lagi, udah nggak ada ba

ta ditemenin tidurnya

duanya kembali saling bercerita, membahas banyak hal hingga berakhir satu jam kemudian, itu

sabar ingin pulang, ia ingin mengajak Zita jalan-jalan atau sekedar makan diluar, m

ggil ke anjungan oleh atasannya. Ada hal penting yang akan dibahas. Suami Zita segera m

siap, berjalan ke arah anjuangan utam

ya bahas sama kamu," ajak Pak Ahmad, yang saat itu be

ruangan Pak Ahmad, pria itu

api mudah-mudahan istri kamu nanti paham dan

ambu

a apa

__

au iklan

nt

lipir ke karya Buthor di sana,

njang, ini diperpanj

KAFKA & RAMONA itu berlanjut sampai

h dong-dong, biki

link

om/novel/9e5YzNczY

an pa

. Kafka menoleh, menatap

?” tanya Kalula

, ada apa ini? Maka Mona-lah yang mulai menatap

n, Mual,”

demam?” tanyanya. Kafka mengangguk. Lalu bergan

embuh, nggak boleh sakit, Papa…” Kalula kembal

a?” pelotot Mona. Kafka diam, mendapati istrinya bertany

, pagi tadi aku makan

dah tau punya kolesterol tinggi, itu makanan nggak bisa kamu ma

g si dongdong ini ngeyel.” K

no masa bodoh. Ia kesal, karena Kafka ngeyel dan akan b

. Cuma takut kamu sakit parah. Kamu nggak takut kena serangan stroke! Kafka, susah banget dibilangin

enapa-kenapa sekarang.” Sontak semua mata menatap ke arah si

a. “Ayo anak-anak, temenin Om makan,” ajak Devano. Mereka berjalan keluar kamar, setelah pintu tertutup, Mona mulai mel

hi wajah Mona. Kafka yang pusing semakin pusi

ka terulur. Mona sesengguk

etar naik turun, Kafka berusaha bangun, tapi tak kuat karena rasa pusing di tengkuk juga kepal

ak sampai panik. Maaf sayang,” ucap Kafka s

, menghapus air matanya lalu membantu Kafka

pai sesuatu yang buruk terjadi, aku juga nggak mau, Kaf,” Mode manja

siang, Mon.” lanjutnya, Mona mengangguk. Wajahnya mendekat, menge

sakit apa?” tanya

aku kurang istirahat, jadi vertigoku

h.” Mona duduk di pinggir ranjang, menggenggam

___

n part

komunikasi dengan keluarga besar baik mendiang papa atau mama Ramona. Ia tak peduli dengan mereka,

ah suasana mereka makan, datang remaja seusia Kalandra. Ber

Remaja itu mengangguk, gad

Kalandra hanya mengangguk. Ia jengah, karena merasa sikap remaja itu tak sop

gue dan lo ganggu dengan hal kayak gini.” Ucapnya ke

mit, duluan Kal,” pamitnya. Kalandra mendengk

ng-mentang ganteng, Mas, sekalinya di

, deh

mel ke gerombolan cewek-cewek yang bisik-bisik nyebut Mas Kal,

Mas Kal, Dek

anjen, suka tebar pesona gini-giniin rambut

pada jejeritan. Katanya, 'aduh…sama Adeknya gemes banget, gimana sam

a jejeritan kesal, dan, di meja tempat mereka berempatlah semua keributan itu terjadi. Tampak saling terbuka, tertawa saat bercerita. Membuat semua karyawan restoran

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Kota baru, pengantin baru2 Bab 2 Cowok emang gitu3 Bab 3 Slip gaji4 Bab 4 Dua minggu lagi5 Bab 5 Mati gaya6 Bab 6 Lose contact7 Bab 7 Kapan pulang 8 Bab 8 home sweet home9 Bab 9 Pandu, ya 10 Bab 10 Cerewet apa cemburu (1)11 Bab 11 Cerewet apa cemburu (2)12 Bab 12 Morning kiss, Babe.13 Bab 13 Saingan 14 Bab 14 Cie... Zita15 Bab 15 Sibuk 16 Bab 16 Di datangi Zita 17 Bab 17 Our time18 Bab 18 Gara-gara nonton bioskop19 Bab 19 Tunda buka segel20 Bab 20 Serangan Zita 21 Bab 21 Adore (Memuja)22 Bab 22 Tangisan23 Bab 23 Bukan cinta namanya24 Bab 24 Emosi jiwa (1)25 Bab 25 Emosi jiwa (2)26 Bab 26 No more secret27 Bab 27 Kedatangan Intan28 Bab 28 Dia bukan anak kecil29 Bab 29 Cari muka30 Bab 30 Siapa Intan 31 Bab 31 Ayam kabur (part 1)32 Bab 32 Ayam kabur (Part 2)33 Bab 33 Jadi, gimana 34 Bab 34 Bicara35 Bab 35 Pasang Badan Pasukan36 Bab 36 Hamil37 Bab 37 Hampir keceplosan38 Bab 38 The one that i want39 Bab 39 Kamu cemburu 40 Bab 40 Diam tanda cembokur41 Bab 41 Enak, toh...42 Bab 42 Pamer43 Bab 43 Kejutan untuk mertua (1)44 Bab 44 Kejutan untuk mertua (2)45 Bab 45 Kasihan46 Bab 46 Pindah sementara47 Bab 47 Periksa kandungan (1)48 Bab 48 Periksa kandungan (2)49 Bab 49 Orang rumahan50 Bab 50 Omelan Pandu51 Bab 51 Nggak mau pisah52 Bab 52 Masa begitu (1)53 Bab 53 Masa begitu (2)54 Bab 54 Air mata Pandu55 Bab 55 Lamaran56 Bab 56 Pindah lagi57 Bab 57 Senyuman Zita58 Bab 58 3D59 Bab 59 Merindu60 Bab 60 Bukan mimpi61 Bab 61 Tangisan mereka62 Bab 62 Sekamar63 Bab 63 Doa banyak orang (1)64 Bab 64 Doa banyak orang (2)65 Bab 65 Keraguan Pandu66 Bab 66 Kerjasama67 Bab 67 Drama Imunisasi (1)68 Bab 68 Drama Imunisasi (2)69 Bab 69 Hati ke hati70 Bab 70 Harus Nekat (1)71 Bab 71 Harus Nekat (2)72 Bab 72 Ambruk73 Bab 73 Ikatan Dinas74 Bab 74 Zita yang heboh75 Bab 75 Lamaran Ageng (1)76 Bab 76 Lamaran Ageng (2)77 Bab 77 Berlayar bersama (1)78 Bab 78 Berlayar bersama (2)79 Bab 79 Piknik berujung liburan mendadak 80 Bab 80 Persiapan masuk SD81 Bab 81 Keistimewaan masing-masing 82 Bab 82 Dinikahi Mas Pandu (TAMAT)