Side the Away
baik. Laura tidak akan menghirup udara musim gugur di New York. Lima tahun lalu, bermodalkan nekat Laura menginjakkan kakinya di negara itu. Bukan karena pekerjaan atau pendidikan. Alasan klis
an itu. Laura menjauh, mem
nyembuhk
al
at dari hari biasanya. Laura memuji dalam hati lalu merapikan riasannya. Malam itu, Mario mengajaknya makan malam di luar. Tidak biasanya, Laura merasa aneh. Namun, tidak ingin bertanya. Dia hanya mengikuti langkah M
riga. "Kau menyewa res
h, aku berjanji hanya sekali ini saja. Lala, k
minta sesuatu di luar kemampuan Mario. Selama ini Laura bahagia asalkan Mario ada di sampingnya. Tidak ingin berde
" ucap Laura dan pelaya
rus makan banya
r ini lemak di tubuhku berta
a pada sandaran kursi. Melipat kedua tangannya di depan dada. Memperh
"Pesan apa pun y
ti yang aku minta," ucap Mario kemudian pe
hari ini kau tidak tidur karena pekerjaanmu. Mario, aku tidak
ertamakalinya aku memberimu kejutan. Jangan menolak pemberianku, mungkin tidak mahal, t
h cukup bagiku, kau tidak perlu menghamb
pun. Dan hanya malam ini aku melakukan hal ini. Kau justru tidak senang. Lala aku tidak ingin kau menahan diri saat melihat orang lain mendapatkan hadiah dari
rio lalu memeluk laki-laki itu. "Maaf, aku tida
erti restoran itu. Dan juga Mario yang bersikap gugup selama makan malam itu. Laura curiga, namun tidak bisa bertanya mengingat emosi Mario tidak stabil dan belakangan ini pekerjaan Mario menumpuk. Laura
au
n ketika Mario berlutut de
ah denganku," u
p menikah dalam waktu dekat. Bukan begitu, Laura bahkan tidak mengerti mengapa s
ku
nunggu hingga kau siap," ucap Mario kecewa. Dia
io a
in ketakutan akan sebuah hubungan yang mengikat. Menyebabkan Laura terus menghindar dari ajakan pernikahan. Dia tidak bermaksud melukai Mario
amaku itu sudah cukup. Aku tidak akan memintamu me
sa melihatmu kecewa Mario. Kau
am. Ayo ki
di negara itu. Membawa pakaian tanpa tujuan. Hingga bertemu Lucy dan tidak lama kemudian bertemu Mario. Mereka tidak pernah bertanya tentang masa lalunya. Alasan datang ke New
, Laura mulai melupakan tentang luka masa
gin bertemu
ung apartemen. Udara musim gugur semakin dingin, Laura merasaka
ku sudah
a, Laura tidak merasakan apa pun karena perasaannya se
*
al
napas. Dua minggu tidak bertemu antusias Lucy
ira?" tanya Laura setel
hun depan." Lucy membentangkan kelima
urut b
aran itu. Lala, kau menolakny
a. Aku merasa tidak perlu terikat dengan sebuah perni
boh
idak boleh menginap di sini. Mario pulang lebih awal. Dia tidak ingin melihat
kerjaan di tempat lain. Dalam satu hari, Laura berpindah dari satu tempat menuju tempat kerja yang lain. Melelahkan dengan penghasilan yang t
ss Laura," ucap Miranda pemi
angan kurangi gajiku nyonya Miranda," u
ung pemilik toko masih menggunakan jasanya. Laura menatap langit mendung sepertinya akan turun hujan. Dia tidak membawa payung. Semoga hujan turun setelah d
am kem
ju apartemennya. Tubuhnya basah kuyup, Laura hanya mengangguk ketika penjaga apart
ambutnya dengan raut wajah khawatir. Laki-laki itu membawa
ini kau terserang hipotermia. Aku tidak ing
ucy masih di sini?" tanya Laura
eberatan mereka tinggal bersama. Tapi aku tidak mengizinkan sebelum
emudian dia menghampiri Mario di dapur. Aroma masa
st
dian makan malam itu berakhir. Mario masuk ke dalam kamarnya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Sementara Laura masih dia
e tanpa
engirim pesan balasan lalu meletakkan kembali ponselnya. Laura mencuci piring bekas makan
pekan ini aku
s. "Maaf sayang, aku sibuk
isa pergi sendiri. Atau bersama Lucy
i-laki itu memberikan sedikit waktunya. Dia bahagia
a musim gugur pada malam hari. Bersamaa
*
, 2
Kamu lulus
ty di rumah Ajeng jadi
san kamu duluan ke rumah Ajeng. Nta
na seru lain ka
an musik. Jealous milik Labrinth lagu favoritnya. Hingga kerama
diri
leh pada laki-laki yang duduk di sampin
san
omunitasnya," u
au kuliah
biasa Laura memanggilnya. Sahabat sekaligus tetangganya.
ggak k
ah di mana?
bus itu dengan langkah ringan. "Dengar-dengar universitas di Aussie!
gumam Lau
*