Darah Muda
oba, berusaha, berdoa dan bertawakkal. Ilmu dan akal manusia tak mampu menjangkau masa depan. Sebab Allah yang IlmuNya meliputi seg
oung B
akan bahwa ia menyukai Hawa kepada Adam, lelaki it
tak lebih dari sekadar kakak-adik? Lalu kenapa sikapnya membua
g kakak aja? Gak enak k
an lelaki itu berlalu meninggalkan Juna yang kini hanya te
ng lelaki pucat yang senang menyusahkannya itu lagi-lagi mencoba mendekatinya. Apa y
owok ganteng penuh pesona kayak gue dateng?" Tanya Ram
n kepedean! Lo itu gak lebih ganteng
at sedang menatap kosong seolah bebannya begitu berat
tnya itu. "Buruan ntar kita
engan kendaraaan lainnya. Rama kembali membuka pembicaraan
au, ganteng aja
Apalagi Lo kurang
u enggak, udah gue tu
o gak baka
elangit! j
ling ejek dan mengatai satu sama lain, ketimbang
*
yang berbeda. Entah kenapa, Adam berjalan beberapa langkah di depan Hawa, seolah dia ad
ampai depan kelas aja. Kenapa sekarang ikut masuk ke kelas Hawa?"
Balas lelaki
Adam seraya menyapukan pandangannya pada sekumpula
h begitu banyak kaum Adam. Lihatlah padangan tak suka yang
, tiba-tiba suara perempuan yang tak asing
usna. Siapa lagi kalau bukan sahabat Hawa yang paling suka mencecarnya dengan tuduhan yang sama s
tatapan menuntut. Menuntut jawaba
a ini benar-benar bengal ternyata. Berapa kali Hawa harus bi
uk? Kayaknya sikap protekti
masuk ke kelas aja, kok Na!
t sih, Wa? Bikin gu
tertawa geli karena perkataannya sendiri. Sedangkan Husna hanya gele
rang gadis? Owwh jangan bilang! Kalau baik Hawa maupun Adam sama-sama merasa
*
mereka yaitu, mereka sama sama anak pertama. Akan tetapi begitulah pertemanan. Tak butuh banyak kesamaaan agar bisa bersama, sebab karena begi
duki, di pojok kantin Mba Erni. Adam dengan martabak asinnya, Juno dengan batag
ak sampai sepuluh detik, bakso kecil itu sudah berpinda
ali ini Rama membuka suara setelah
a kasih gue, karena lo udah mau antar
ikhlas kok nebengin lo. Btw, boleh min
injal!" Gerutu Juno seraya memindahkan ti
ntung!" Koreksi
seolah ingin mengembaliakan
ecanda." Balas Juna santai lalu
seraya nyengir kuda. Membuat Juno mende
awal semester pertama lalu. Saat itu mereka hanya orang asing yang sama-sama bertastus sebagai siswa di SMP L
n sebangku Raja dan sejak hari itu, semesta mulai mengh
aat mereka berjalan m
aikan tangan ke arah di mana dua gadis ber
an jengah dengan pertanyaannya ini, namun pikiran Juno mendesak
Hawa sebab dia sudah seperti adik gue sendiri." Terang
sud suka di sini itu, suka sebagai co
jawab waktu itu?" A
n dengan jawaban lo waktu itu." Jujur
g sedang mereka bicarakan, ia bergumam pelan. Sangat p
sanya gue jug
*