Dinikahkan Karena Hutang
pernikahan kami. Ya, ia sudah siap dihadapan bapak penghulu. Sejauh yang kutahu, Mas Daffin orang yang tidak ba
hnya pun bagus. Bandannya tinggi besar. Pasti banyak wanita yang mengidolakannya. Saat Melati melihat fotonya di undangan pernika
pan jantungku mendadak terasa sangat kuat. Berdebar tak menentu. Bukan cemas tentang Mas Daffin yang nanti akan tidak lancar dan gagal saat mengucapkan ijab Kabul. Jika se
ya melihatku sekilas. Tanpa senyuman atau ekspresi bahagia lainnya. Apakah ia sama sepertiku? Menikah karena orang tua
a Prawira dengan anak saya yang bernama Iren Salsabila dengan maskawin
binti Handoko dengan maskawinnya berupa uang sen
n berdebar saat para saksi mengatakan sah secara serempak. Sebentar lagi, aku harus menggenggam tangannya dan mencium p
gan dengan laki-laki saja aku tidak sanggup. Apakah benar aku bisa menjadi istri yang baik dan bisa menun
n mencium tangan suaminya, sebagai
n Mas Daffin. Keringat dingin mendadak keluar dari badanku. Aku benar-benar tak sanggup. Papa
ua saja. Maafkan atas kelancangan saya!
berwibawa dan tegas, ia tidak memaksaku untuk bersalaman dan mencium tangannya.
ceritakan segalanya. Lalu, mengapa ia masih tetap mau menerimaku sebagai istrinya?
apa yang Mas Daffin lakukan sangat manis. Ia menginginkannya saat kami berdua saja. Ia seper
etan. Bagaimana jika kami diminta untuk berpelukan atau berpose mesra? Bisa-bisa aku pingsan di sana. Piki
a saat kami duduk di kursi panjan
i detik ini, aku sangat berusaha untuk menenangkan diri sendiri mengatasi trauma itu agar tidak mempermalukan keluargaku. Tadi saja, keringat dinginku sempat keluar.
noleh sekilas ke arahku. Aku melihat a
rmal akan menolak saat mengetahui calon pengantinnya takut disentuh oleh tangan laki-laki. Seperti apa yang Mama Rita katakan. Aku
mati kebahagiaan. Tidak akrab seperti pengantin pada umumnya. Hanya akan berbicara saa
ahan ini. Kenapa pasangan pengantin itu tidak selayaknya pengantin baru? Biarlah, Mas Daffin pun se
balah saatnya untuk sesi pemotretan. Sungguh aku tak berkutik. Sudah pasrah. Jika nanti seandainya aka
enjadi seperti ini. Dari awal pun, Mama Rita sudah mewanti-wanti agar diriku tidak mempermalukannya. Seharusnya aku
emasuki sesi pemotretan," ucap pembawa acara membe
seperti orang yang akan pingsan. Napasku mulai tersengal dan perut terasa mual. Tanda-tanda ini hampir muncul semua. Ya,
saja. Saya merasa lelah. Atau mungkin Iren sendiri yang akan melaku
ak terduga seperti itu. Aku yang sudah hampir pingsan, kembali bisa mengontrol diri berkat