Dinikahkan Karena Hutang
k-baik saja. P
pkan oleh Om Darma-orang yang baru saja memintaku untuk secepatnya menikah dengan anaknya karena hut
arus patuh dengan suami dan mungkin dilarang untuk pergi sesuka hati. Dan lagi, aku harus mel
ali memegang pipi bekas tamparan yang Mama Rita lakukan. Ada rasa per
Aku sangat takut jika nanti di malam pertama laki-laki itu akan melakukannya dan memaksa unt
*
suaminya pasti akan sangat beruntung mend
n akan menikah menuruti permintaan Mama Rita. Dengan berat hati, aku
t muda seperti ini sih? Bukankah lebih baik kulia
auh rasa sedihku itu agar tidak memalukan keluargaku sendiri. Mama Rita pun sudah mewanti-wanti agar
lagi yang mempedulikanku. Papa pun sudah tidak lagi memikirkan peras
ku saja biar terlihat semakin cantik dan menarik, bukan ingin tau tentang permasal
i karena hutang mereka. Sudah pasti, mereka akan menutup rapat-rapat rahasia ini agar tidak ada orang yang mengetahui. Mungkin malu, atau apalah aku tidak
t bibirnya yang mencebik. Ia kembali mer
ri ya? Kalau ngomong kok sadi
ahal di depannya ada cermin dan bisa melihat dari pantulan yang a
sambil memaksa un
nikahan ini adalah perjodohan?"
adahal belum lama ini ia sudah pergi, kini malah sudah menampaka
s ikhlas dan bersabar ya? Tuhan pasti akan memberikan yang terbaik untukmu. Jangan lupa tersenyum ya?" Kini ia berbicara kepadaku. Entah apa maksudn
Terima kasi
kamu jadi
mimu usianya lebih tua sepuluh tahun darimu, Ren? Aku
Rita yang masih berdiri di ambang pintu. Lagi-lagi aku melihatnya dari pantulan cerm
i! Perhatikan langkah kalian. Apa kalian tidak
ahi kedua sahabatku itu. Melati dan Lily. Entah bisa kebetulan s
benar tidak melihat ada Tante di
oh seperti awal masuk ke ruangan ini. Aku hanya bisa
keputusan Iren untuk menikah. Jangan malah ditanya yang aneh-aneh. Iren past
i ini. Seperti barang yang tidak mempunyai perasaan sama sekali. Padahal, aku sangat bahagia saat
kecerobohan kami." Kali in
r lagi akan dimulai. Iren sebentar lagi pasti akan keluar d
itahukan sesuatu kepada Iren terlebih dulu, Tan?" Mendengar perk
kan pergi dari sini untuk persiapan acara
tanyaku sakin
amu. Mamamu itu lho, sudah kayak siluman ular saja. Menyebalkan sete
ular itu. Heran nggak sih!" Lily pun iku
ersis seperti siluman ular. Uc
rias yang masih berusaha merapikan pakaiank
ergi ke tempat duduk tamu dulu. Nanti takut disemprot sama sil
Saat ini hanya bisa pasrah dan kembali mengingat perka
Engkau pilihkan untukku, aku mohon ku
pelaminan seraya memanj