DIARY_LIANA
m hidup kita, maka rasa RINDU juga akan tumbuh dalam diri kita sendiri. Namun ... jika ken
g pas buat kamu baca?" tanya Rudhi y
ia pak, dimana Liana? Mengapa
bukunya, jadi dia pergi untuk me
duk dulu. Agar kita bisa nyaman me
kita mencari Lia
ketika melihat sosok wanita berambut pirang dengan kemeja putih, yang tengah
diri di sini?" Dina me
emerhatikan wanita itu" Rudhi men
dengan Liana buk
"apa itu Liana? Jika benar, sia
kut dengan s
leh Rudhi yang berjalan di belakangnya. "Liana" ser
ke arah wanita yang
cari bukunya? Sudah ada buku
ah sinis. Wajahnya yang datar, serta ekspresi wajah
esalahan? Atau..." aku segera menatap ke arah Husain. "Ya, atau jangan-
gapa wajahmu seperti itu? Oh, pasti
jawaban dari diriku. "Ini Husain,
Namun aku hanya tersenyum melihat wajah lucunya. Aku menarik nafas sedikit
oh itu sesekali muncul di wajahnya
ri Dina berdehem dengan keras. Aku, Dina dan Husain segera melihat ke arah beliau
nghampiri sang Dosen. "Bapak, mengapa
ernah aku lihat sebelumnya. tatapan yang sulit untuk aku menebaknya ...
in terus berdiri di sini? Dan tidak
maaf. Saya merasa lebih baik sa
kukan membuat pak Rudhi melihat ke arahku. Tanpa ragu aku mengatakan "jika bapak tidak mau duduk bersama ka
nyitkan alisnya. Merasa bahwa aku sedang bercanda. "Aku se
engan mereka berdua
ka yang tengah asyik berbicara. "Lihatlah, merek
?" Tan
tengah-tengah mereka ... aku hanya men
ikl
perkataanku. Sesaat kemudian, langkahku terhentikan k
ketika melihat seorang wanita dengan umur sekitar 25 tahun
onsentrasiku terhapus kan ke
dak ada pa
ku. "Why is he pulling my hand" aku yang sempa
empat itu sebenarnya cukup menarik, melihat struktur ruangan yang di desain seperti tama
mbawa saya ke tem
yang begitu manis dengan suara gaduhan akibat tidak bisa mendapatkan buku yang mereka inginkan. Dan tidak jarang dari sebagian mereka yang beg
yangi anak-anak. Namun ... melihat anak-anak seperti mereka mengingatk
s" ucapan pak Rudhi
da pak"
yi mungil, yang dulu per
a mengetahui bahwa diriku pernah mengandung? Lagi-lagi ak
u bertanya untuk m
nuh jawaban dari dirinya. Namun ... bukannya menjawab pertanyaan
ti pernah melihat pria ini. Namun dimana?" Aku mencoba mengingat kejadian satu tahun silam. Tapi p
menuju ruang baca, membuatku sangat letih, karena har
kita sampai di sana" pak Rudhi menunjuk ruangan yang pert
ku sudah haus sekali" ujarku
Saya belikan minuman buat kamu" aku t
nunggu di sebuah taman yang tidak jauh dari temp
ngan ponsel yang aku bawa. Sekedar membalas p
perutku, tersenyum manis, kemudian memandang ke atas langit "Nayla ... maafkan bunda sayang, maafkan bunda yang tidak bisa menjaga dirimu dengan baik. Maafkan bunda, yang dengan cerobohnya bun
ejadian di masa-masa itu. Walau itu
. Tiba-tiba pandanganku tertuju dengan sepasang kekasih yang
Odi" bisikku "itu kan kak Odi, mengapa dia berada di sini? Lantas siap
aku segera mengejarnya.
rhenti. Aku tidak menyerah untuk memanggilnya, "ka
Odi menghentikan langkahnya. Namun ... dari jarak jauh aku melihat lelaki yang ber
aku menghe
amu bisa di
beli buku, kamu sendiri? Kenapa bisa kemari? Da
jawabnya. Aku kemari sama pacarku, dan dia mengajakku ke tempa
ngkau punya pa
ri ini" jawabnya
g lucu aku ju
a kalian pacaran?
u tahun"
tu berhenti di antara kami berdua, aku tersenyum ketika meliha
k dulu ya
hati-hati
ti i
guh sangat romantis, aku juga menginginkan hal itu. Kak Odi segera masu
nis kepadaku. Bukan senyuman itu yang membuatku terkejut, tapi ... wajahnya yang b
?" Gu