DIARY_LIANA
ada mami, kalau Liana tidak ingin
rian kamu seperti ini?" Tanya ibu Fitri seraya m
k tidak pernah membahas masalah seperti ini lagi dengan Liana. Sudah dulu ya
g pergi ke kamar mandi seperti biasa. Melainkan duduk d
erti ini, membuatku terdiam d
ngga meninggalkan bekas goresan merah samar di pipinya. Liana berdiri. Tanpa menatap lagi pada benda yang
ya, hanya dengan bersimpuh di hamparan sajadah hati Liana akan menjadi
Rabb
daya
n papi bahwa aku belum bisa menerima kejadian yang menimpa dir
Rab
ntar saja, agar aku bisa
. Namun apalah daya diriku, sebagai manusia hanya b
saja ya
ap sa
pan ya Rabb, dia pergi dari hidupku. Sampai kapan ya Ra
. Namun, aku akan sabar untuk menantinya. Amiin" Liana menutup doa dengan senyuman manis, menghapus air mata yang jatuh saat do'a, k
a membuka diary, Mengambil pena kemudian menuliskan s
vembe
dia
riku. Hari-hari yang sama dengan kejadian yang sa
rtanya dengan persoalan seperti biasa. Ya, apalagi kalau bukan bertanya tentang *KAPAN DIRIKU AKAN MENIKAH?* Aku merasa bahwa yang ada d
iana mengingat masa lalunya) ah sudah lah diar
n. Sesampainya di ruang makan Liana melihat mami dan
ntuk makan malam" ucap ibu Fitri s
pula mami salah, kenapa masak terlalu harum sangat, hingga membu
ja" jawab ibu Fit
di depan kemudian duduk dan b
ami ambil kan" tawar ibu Fi
ri" jawab Liana seraya mengambil piri
kamu hari ini?"
aku terlalu banyak tugas dan pertemuan, hingga membua
kus saja dulu kepada kuliah. Nanti selesai kuliah kamu juga bakal
n semua yang aku beli itu pakai uangku sendiri, aku juga ingin merasakan kerja sama oran
mami dan papi bahagia. Kalau di kasih tahu dia selalu patuh. tidak seperti kam
mami sebenarnya aku itu di anggap apa sih?. Apa yang ada di pikiran mami hanya ada keburukan aku saja. Apa tidak pernah k
a? Mami belum selesai
uk mau tidur
iana" tegur ibu Fitri dengan
adalah apa?" j
h melamun begitu, mami lagi bica
apa kok. Cuman lagi memikirkan tugas
a dia dengan sang kakak, ingin rasanya hati ini mengatakan semua rasa kesal yang dia pendam selama in
, berjalan ke wastafel, menaruh
an malammu? Tanya ibu Fitri yang h
isa banyak. Namun rasa selera makan itu sudah hilang
rahat ... Aku duluan ya mam. Good Night" uca
ibu Fitri yang juga meny
na terpandang oleh sebuah ruangan yang mengingatkan di
pintu it
k begitu gelap, sepi, sunyi, membuat bulu kuduk Liana merindi
ayi berbalut kan kain merah muda dengan mainan yang ada di atasnya. Membua
rasa yang begitu sakit, yang baru-baru saja di alami olehnya, kini
ya hatimu. Biarkan lah hari dan waktu yang akan mengobati ini semua, sabarlah Liana ... akan ada saat dimana pelangi menampakkan wuju
m bisa melupakan nasib malang yang menimpa kehidupa
k, kemudian mematikan lampu dan s
ana duduk di kursi tempat dimana
teringat akan masa lalu yang dulu perna
sel yang tiba-tiba berdering, melihat nama yang terpapar di po
: "assalamuala
'alaikum sa
: "gimana kaba
dalam keadaan baik-baik saj
a baik kok Lin. oh ya, Lin besok setel
. Ada sih, mem
erpustakaan yang baru saja buka di pinggiran
aja sih ... Tapi
sepulang dari kam
ya sudah besok aku tu
ah malam juga aku tidur ya, kamu juga la
siap k
ak, dan kemudian mengakhi
enyikat gigi dan mengganti pa
s kasur yang empuk, tak lupa ia menga
ain
.........
n?" Tanya Odi, kakak Liana yang sed
k kita pulang ke M
sama mami dan adikku Liana" ujar
Odi sebelum kita ke bandara, nanti kita singgah ke toko yang baru
e p