SISI GELAP
pa?" ta
yang membuatnya seperti seorang putri. Rambutnya di urai panjang dan terlihat senyuma
ang punya t
ingung dengan pertanyaan diriku, "Ini b
bordil, tapi siapa
empuan yang sama, namun rambutnya sebahu. Ia juga sama cantiknya, "
engan kelakuan mereka berdua, "Aku tahu
satunya mendekat kepadaku, ia mendorong tubuhku ke dinding sehingga, aku bisa merasakan bahwa ia mencoba untuk merisak diriku, "J
annya begitu saja, Gia
ia memperhatikan diriku dengan seksam
nnya yang muncul dari tiap kamar. Sekali lagi ia mendekatkan tubuhnya kepada diriku, i
lebih baik kau jawab pertanyaanku,"
a-bata. Gia yang mendengar jawaban 'menumpang tinggal' akhirnya m
salivanya, "Hei, kalau kau masih ingin hidup, turuti perkataanku. Jauhi Fabian!" sahutnya marah. Matanya terbelalak marah seakan dirinya ratu di tempat terseb
engan diriku membantuku untuk berdi
-apa, terima ka
u atau ba
antik lalu mengapa mereka mau bekerja di rum
senyum kepadaku, "Ak
ansha,"
ia perkatakan adalah hukum di sini," katanya y
u bekerja di tempat si
ayahku, untuk mem
dirinya menceritakan tentang dua wanita tersebut yang baru saja merisak diriku, "Semu
n bahwa aku akan melayani dirinya namun ent
bertanya. Kau ada hubu
e Alma padahal aku tidak membunuhnya," aku terisak mengingat kejadian kemarin kepad
La
Dan, tiba-tiba saja Fab
u bertemu dengan
orang yang mengejek diriku 'anak se
tnya. "Tapi, ingat lebih baik kau menghindari Gia d
ua anak yang merisak diriku adalah Gia dan
an berakibat buruk," katany
lihat diriku masuk ke dalam ruangan tidak mungk
i saja sudah di r
," aku berusaha untuk berfikir, "D
a diriku. Aku menganggukan kepala, ia pergi meninggalkan diriku yang masih du
mengusiknya sekali lagi Gia mengancam supaya aku tidak menemui Fabian jika aku tidak ma
ngkan tangannya terus mengambil makanan
kepadamu, kita sam
au itu kei
siapa pemilik tempat tersebut. Hingga akhirnya aku menemukan siapa pemilik tempat tersebut Bu Clara
dil tersebut, aku melihat rumah bergaya klasik tersebut dan mengetuknya. Dari dalam aku m
ik, ialah sang pemilik rumah bordil tersebut. Ia melihat
oleh 'kah aku m
n saja,"
n sudah tahu apa yang di lakukan oleh Gia dan Rhonda. Ia menyulut rokoknya, bau asap mengepul. Aku yang
akan tinggal di rumahmu," ka
!? Tinggal d
Ya
tak
aku laporkan kejadian bullying t
rusaha menahan diriku, "Oke. Asal kau harus
aku akan melayani Fabian," k
ergi!" Clara mengusir diriku,
diriku dengan tatapan marah. Ia menjambak rambutku, aku berusaha melawannya t
Fabian datang dan menengahi antara aku dengan dirinya, "Sudah aku bilang,
tanganku untuk masuk ke dalam rumah bordil. Aku merasak
skan tangannya, aku melihat pergelangan tanganku yang m
au benar tidak kena
u tidak
sudah
tetap harus menghentikan para perisak tersebut, "Kenapa k
isakku,"
alu
tahu bahwa aku mengadukan kepada Bu Clara. Dia m
n Rhonda tidak akan bisa merisak diriku. Fabian yang tidak ingin aku terluka, ia melih
uruh darahku berdesir di sekujur tubuhku. Ia memeluk sangat erat, hingga aku menciu
gil Gia. Rhonda menyeretnya untuk melihat aksi yang dilakukan oleh Fabian kepada Vansha. Gia yang
ng mau d
tahu nanti,
yang tak suka dengan pemandangan tersebut menghambur masuk ke dalam, "Fabian!" teriaknya. Fab
napa kau
depan Fabian. Gia sekali lagi melakukan perbuatan bully kepada Vansha. Ia
nnya meluap seperti akan mel
ka di teriaki memba
harap kau bisa mend
yang akan kena amuk oleh Fabian dan ternyata benar saja. Gia yang kena amuk oleh Fabian. Fabian memaki Gia dan m
jadi, tidak ada yang boleh m
u gi
k gila, aku waras maka aku berhak untuk melindungi dirimu," ucapnya lirih, Bibirnya berget
atanya sembari me
abian memadu kasih. Fabian bermain dengan lembut dan malam itu juga aku melepas keperawanan
pernah memaksa aku untuk membersihkan bajunya, hingga suatu hari aku sangat kesal dengan perbuatannya, "Hei, kalau mau
kukan pekerjaanya, "Sialan," kesal Gia. Gia mau tidak mau menyelesaika