icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

SISI GELAP

Bab 3 Penolakan Warga

Jumlah Kata:1718    |    Dirilis Pada: 24/01/2022

etelah kejadian tersebut, akhirnya aku mencium bau udara, rambutku tumbuh sangat panjang. Hal pertama yang aku la

ajah yang membekas diingatannya aku berusaha

jawabny

kau, aku juga diseret mas

uar kendali, Vansha,

wajahnya lagi dan aku meninggalkan dia, selanjutnya tinggal bagaimana aku melanjutkan kehidupanku setelah aku kel

mana aku ditahan. Namun hal yang tidak kuduga adalah para warga melihat kehadiran

dungnya, aku hanya a

tidak mau kau bera

i selama ini, "Apa salahku? Aku tidak membunuhnya!" ucapku yang masih tak percaya bahwa keadaan di kot

a, aku ingat bahwa itu adalah dirinya

ku hingga terjatuh. Tante Alma membantuku untuk berdiri, ia memapah aku namu

sudah dia lakukan kepada kita?

menghadapi mereka semua, "Apa salahnya anak ini?!" tanyanya yang menunjuk kepada mereka semua, "Apa

" teriak mer

aku sudah tidak tahan lagi, ingin rasanya lari dari kenyataan, "Cukup!" teriakku. S

kata laki-la

pi kemauan mereka, "Baik kalau itu yang kalian inginkan, tapi

akt

berikan aku waktu, kalian semua sama bukanla

an perkataanku tersebut, "Berapa lama yang kau b

!" kataku de

aksa kami akan mengeluarkanmu, bahkan kami tidak segan-segan akan membun

masuk ke dalam rumahnya dan merasakan kehangatan, lantai kayu dan bau aroma kayu manis terasa menyatu. Tante Alma men

ku bukanlah kepada rumah tersebut namun kepada Ib

anganku, ia tersenyum, "Akan aku antarkan.

, terima ka

u lakukan?" katanya yang m

aku ingin menyelesaikan sekolahku dan mun

nggal dimana

u bingung. Dalam waktu tiga bulan mana mungkin bisa mendapatkan rumah, aku mul

a membelai rambutku yang lepek. Ia juga ikut men

, aku tak mungkin pergi ke rumah Ibuku sendiri. Past

gal disini, ia mengecup rambutku dan meminta diriku untuk membasuh

ng dimeja tersebut, aku kaget bahwa cukup banyak makanan yang bis

makan hampir habis dan aku beristirahat di kamar milik anaknya yang sudah tiada. Ia m

dingin malam itu aku tertidur dengan nyenyak. Pagi harinya, Tante Alma, membangunk

a menemui tempat peristirahatan Ibuku. Di rumah abu tersebut, aku melihat wajah Ibuku yang manis dan tersenyum lebar. Aku merasakan ras

t. Tante Alma tahu bahwa aku masih mengingat kejadian tersebut, ia masuk dan duduk di tepian tempat tidur, "Vansha

khirnya hatiku luluh dan aku menerima beberapa makanan dari dirinya. Di saat yang bersamaan tiba-tiba saja seseorang m

ana Va

da di d

gin mene

inya tapi tolong jangan mengatakan

idak akan m

nku. Aku mengenalnya, ia dulu seringkali juga ikut membantu

anyaku yang berusa

disini," Tante Alma yang tak sengaja mendengarnya, berusah

ang ter

a tidak mau menerimanya lagi karena i

enapa kau

utnya. Tante Eve melihat ke segala penjuru takut-takut ada yan

idak terkejut. Rumah Bordil disebut sebagai tempat pelacuran atau prostitusi. Di

a itu jalan kelu

membiarkan aku tinggal di rumah bordi

enampiknya, "Tante, terima kasih tapi aku akan men

mentara," katany

menolak namun aku juga ing

bagaimana bisa-bisanya dia menyarankan hal tersebut, setelah makan aku masuk ke dalam kamar d

u pamit kepada Tante Alma dan berjalan kaki, melihat selembaran pamphle

h, bahkan setelah kejadian tersebut aku tidak bersekolah. Hidupk

rus hidup lebih menderita lagi, aku hanya berharap bisa mendapatkan pekerjaan yang layak dan meneruskan hidupku. Selama perjalanan melihat pekerjaan, di sebuah mini market aku me

h, iya, aku sedang mencari pekerja paruh w

ha Millien,

bisa bekerja

a mulai h

, kau aku

ebut. Laki-laki tua itu seakan tidak mengetahui bahwa aku anak seorang pembunuh, aku yang a

an menyapa mereka. Para warga tersebut berusaha untuk menolak diriku, ia masuk ke dalam tempat kerjanya dan mereka i

untuk tetap meneguhkan paman yang sudah memberikan pekerjaan kepadaku. Ia yang

mberinya pekerjaan, kau ini bodoh atau

ia anak seorang pembunuh tapi bukan dia yang membunu

itu sam

gaimana? Setelah kematian Ibunya dia juga butuh uang ka

iku namun paman tersebut tetap masih membela diriku walau aku ditolak oleh seluruh warga, ia ju

mana-mana namun tidak mendapatkannya, aku hanya takut bahwa mereka akan membunuhku jika aku ti

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka