SISI GELAP
ayal aku juga berusaha bunuh diri namun tante Alma masih menyadarkan diriku bahwa hidupku masih panjang. Semenjak kepergian Ibuku
u untuk segera meninggalkan rumah tante Alma, aku terpaksa pergi bekerja dengan menutupi diriku supaya
t kulit hitam, celana kulot hitam dan baju hitam, ia masuk ke dalam mini market dan membeli beberapa minuman
Paman menemukan diriku
aku bodoh, kapan kau
u. Aku takut jika mereka akan mengecam atau merajam diriku, aku be
tetap membuat diriku terpojok, "M
n lakukan apapun," kat
idak kau akan aku bunuh atau---aku jual,"
hwa ia ingin menjual diriku, "Bagaimana bisa kau
dak akan bisa lolos, mana ada yang mau menerima
aku mengobrol. Ia memukulnya dengan botol minuman, paman itu seakan tidak terima bahwa ia di
ikut campur!" e
al anak gadis ini? Kalau kau ingin men
kinya. Ia menarik kerah baju sang pemilik toko, "Sudah aku katakan jangan ikut campur!" katanya marah. Namun malah kebalik
m-macam dengan diriku," katanya
engingat akan kejadian setahun yang lalu. Jantungku berdegup kencang, lintasan bayangan Pedro terlihat, aku melihat Ibuku meninggal di tangan suaminya s
paman yang memiliki toko tersebut. Ia seakan berusa
g terjadi
anya yang menjelaskan kepadaku. Aku seakan tak tahu lagi har
n, kalau besok aku tidak datang tolong jangan car
au kem
ebut supaya aku bisa pulang lebih awal. Ia akhirnya mengizink
n setengah berlari, aku melihat ke arah kanan da
dak ada jawaban dari dalam rumah. Aku memegang hand
kosong, "Tante Alma, tante dimana? Aku sudah pulan
bunyi air matang di dapur dan aku mel
mendekat ke arahnya, "Tante, tante A
tanya dengan nafas yang tersengal. Seketika itu juga aku melihat ta
u yang penuh dengan darah tanpa membawa a
ngkin, harapanku untuk tinggal hilang mereka bisa saja m
ok, bahkan para warga yang melihat memburu diriku seperti burona
di wajahnya dan janggut yang membuatnya menawan, rambutnya sedikit diberikan minyak d
siapa
n ayah kandungku sendiri. Ia mendekat ke arah diriku dan ber
n berusaha tidak memberitahukannya, ta
ang berkerumun, aku mau tidak mau meminta tolo
au begitu
mereka mungkin akan mem
a melihat diriku. Dia yang melihatku ters
langkah menghadapi mereka dengan santai, "Kenapa kalia
tu anak seorang pembunuh!"
ik kepada mereka semua. Mereka tak bisa berkata-kata bahkan par
ng merawatnya selama tiga bul
karena dia anak seorang pembunuh." Dalam hitungan sepersekian detik, F
t diriku seperti buronan, ia bahkan tidak segan-segan
g gesit membuat aku terpana seakan ia s
rga, aku mengenalnya, Paman Timothy, "K
r di tempat tersebut, aku melihat Paman Timothy jelas seperti oran
engetahui. Hingga akhirnya aku berusaha menanyakan hal tersebu
ibirnya tersebut, "Bagaimana kalau bena
sembari terkekeh. Hari itu aku benar-benar mengerikan, aku tak
nya lagi. Fabian membawa Timothy ke suatu
ejauh mungkin, malam itu aku tidak tahu harus tidur dimana, "Ibu,
uk hingga ke tulang, aku meringku
tubuhnya mengigil namun pria yang bernama Fabian kem
Pagi harinya aku terbangun, aku melihat seseora
adahal kita baru bertemu kemarin.
merasakan desir darahku bergerak dengan cepat namun perlahan namun
ah bordil,"
umah b
ken
awaku ke tempat ini dan mengapa aku tidak di bawa ke rumahn
, aku membawamu ke sini karena kau tidak
r penjelasan Fabian,
ku untuk menjagamu dengan syarat aku tidak membunuh dirinya," jela
menjadi dalang it
ekarang sudah me
?" isakku. "Tante Alma baik kepada diriku, dia memberikan aku makanan dan temp
e gelasnya, ia mengangkat gelasnya dan meminum whiskey tersebut, "Sementara
bangun dari kasur menghampiri dirinya, ia ramah
tidak tinggal di sini, ap
bisa membalas jasanya, "Akan aku lakukan se
l dari mulutnya namun aku mencium bau mint dari tubuhnya sungguh tidak kontras namun aku men
a i
nya dan ia meninggalkan aku seorang diri. Aku berlari ke
ngatakannya namun Fabian mencuri ciuman pertamaku. Ia mencium bibirku dengan lembut namun gelo
sebut, ia tersenyum kepada diri
belum makan, ia menggandeng tanganku keluar dari
, "Kau banyak sekali memesannya," ka
aku tahu
bian memakan porsinya sendiri dan
dugaan yang ia pesankan, "Ma...maaf, aku belum m
tersebut utuh hampir-hampir aku tersedak dengan daging sapi yang tidak ku kuny
a suap, menerima telepon masuk. Ia meni
ut tanpa melihat jumlah nominal yang tertera. Aku
ia memegang tanganku sementara supirnya tetap mengemudikan mobil terseb
rdil hingga seseorang menendang tulang kakiku saat itulah