SISI GELAP
bunuh laki-laki tersebut bahkan aku tidak memberi
kami merayakan ulang tahunku tepat ke 17 tahun kam
ng. Aku dan Ibuku sendiri tidak tahu apa yang ia kerjak
ia sudah mabuk, ia rela memukul dan menghantam wajah Ibuku yang cantik b
a akan berubah namun malam ini adalah hari ulang tahunku yang
kami merayakan pesta kecil untuk ulang t
anakku," ucap Ibuku d
u beberapa hadiah, "Selam
, ta
bicara dulu den
dua dan membiarkan mereka mengobrol tak bera
ang kami adakan. Aku turun dan melihat Ibuku, aku merasa sudah
h dengan luka. Hampir seluruh mukanya penuh dengan lu
dak kabur saja," kat
bur kalaupun kita kabur, bis
angkan diriku. Ia membelai aku dengan kasih bahkan ia j
us merisak dirinya, "Sudahi saja kita keluar dari
luar, resikonya terl
dengan menaikkan nada suara, "Aku akan keluar seka
mau kemana? Kita sudah t
ang dapur dan naik ke lantai dua. Aku membanting pintu kamarku
bawah. Suara vas bunga pecah terdengar beberapa kali, aku yang
yang tengah terjadi, aku melihat dengan kejin
wah, aku mengambil pisau dari dapur. Ibuku yang melihat aku me
an lagi dengan kelaku
g, liha
yang berwarna hijau sendu di wajahnya masih te
knya tersebut, "Berlindung di belakangku," suaranya t
Pedro laki-laki yang gemuk, bahkan
k pernah ingin melihatnya. Pedro menghampiri kami
"Hentikan!" katanya dengan memel
nya dihadapan Ibuku, sedangkan aku hanya b
putriku, kau akan aku bunuh
g melindungi aku dari dirinya tersebut. Sedangkan aku dan dia berhadapan, aku me
da kami?" tanyaku yang pada saat it
li lagi aku mengambil pisau yang tadi jatuh ke lantai dan aku menghunuskan pisau ter
aku mendengus dengan k
an dengan baik-baik," k
g tidak takut dengan pria tersebut m
berat, ia tidak percaya bahwa a
aik-baik kepadaku dan kepada Ibuku!" raungku. Pedro melihat Ibuk
ebut masih sedikit terkejut, "Van
ahi saja dengan pria ini, hidup kita
au tersebut," kata Ibuku yang terus me
kali ini saja," isi dadaku rasanya ingin meledak
embasahi pipinya yang cantik tersebut. Wajahnya
l tersebut mengambil pisau itu dan menodong diriku dengan pisau terse
ng aku," kataku den
uku, "Lepaskan anak
kat atau tidak dia akan mati di tanganku." Aku mera
keberanian Ibuku melawan pria gemuk tersebut. Ia menerjang ke arah suaminya tersebut, dengan
n menyiramkan ke kepalanya. Ia meraung, "Panas! Dasar anak sialan!" umpatny
ngsek maju ke depan, matanya yang ny
darah di pelipis matanya bercucuran, "Vansha
gkang dengan sisa tenaganya dan memegang k
arena tubuhnya besar, ia bisa dengan cepat melep
ku berlari keluar dari rumah m
g licin dan basah, "Vansha Millien, kembali!"
ndengar suara jeritan Ibuku, "Vansha, kembali ke rumah jika kau tidak ingin melih
k tahu apa yang harus aku perbuat, aku tidak ingin tinggal sendirian d
gkin dengan cara ini aku bisa membe
g berat aku keluar dari tempat persembunyian berharap aku bisa menolong Ibuku, aku melih
ari dariku, anak manis," katanya
rtubuh gempal tersebut. Aku melihat dari bibirnya, ia me
, Ibuku!"
ku melepaskan Ibu
t tangan suaminya, sehingga pisau t
ari ke arah diriku, ia memeluk di
apa yang harus kita laku
atanya dengan suara yang bergetar. Aku dan Ib
ahkan, ia semakin mengejar kami diten
e belakang. Ibuku menjerit histeris. Aku mencium b
da tumpul. Ia melihat sebuah batu dan me
muk, dirinya masih kuat berdir
rapa langkah dan aku meringsek maju ke depan menghalangi ja
an berani sekali mengancam
nganku, dasar-dasar laki-laki br
elihat diriku dengan tatapan yang lebih menyeram
dengan Ibumu," kata
g berusaha melawan dirinya tersebut, "Bunuh aku, jika kau tidak suka
jika bukan Ibuku lagi yang memper
e sebuah tingkap jendela, hingga akhirnya Ibuku pingsan, "Aku akan membunuhmu,
is. Ibuku yang sudah berlumuran darah tersebut merusaha menyelamatkan diriku,
ercaya. Pedro mengayunkan pisau ters
erkekeh dengan senangnya karena berhasil membunuh Ibuku, "Aku akan membunu
aku!" teriakku
uku, Alma keluar dengan mengenakan baju handuknya, ia juga terkejut dan histeris, "
sampai di rumah kami. Malam itu Pedro di tangkap
menemukan sidik jariku di pisau tersebut, bahkan aku jug
isan terjadi di dalam keluarga kami dan menjadi
Ibuku untuk terakhir kalinya. Ayahku
di kremasi aku melihat wajahnya yang tertidur di dalam sebuah peti, "
kata tante Alma ya
nuh dendam akan pria tersebut. Satu-satunya keluarga yang aku say
ngan tersebut, "Kau, bagaimana sekarang
di rumah lamaku di Y
k meninggalkan tempat tersebut. Mereka tidak mau m
diriku akan di penjara karena memiliki alibi yang kuat. Mereka juga menduga bahwa
aranya? Sedangkan kau pasti di penjara," kata-katanya m
e tahu aku akan di penj
yang punya niat kau juga punya niat. Ibumu seri
ana? Aku mana mungkin bi
u kau tinggal de
a nama
geleng-gelengkan kepala, aku ingat bahwa Ibuku pernah mengatakan untuk tidak kem
pi aku tidak mau kemba
ahkan pihak sekolah sudah tahu hingga akhinya sekolah memutuskan aku dikeluarkan sehingga aku tidak bisa bers
ui penyebab kematian Ibuku, seluruh dunia akhirnya meng
jara seumur hidup kepadanya akibat kekerasan yang ia lakukan kepada Ibuku dan ak