Hakikat Cinta
untuk menimba ilmu di luar pondok. Hanya saja, mereka tak menyangka gadis rem
atifah dan menatap netranya. Barangkali adik p
erbicara dengan ekspresi yang begitu menggemaskan. Bibirnya mengerucut dengan mata yan
nya karena tak bisa mendengar
coba menerjemahkan ucapan Latifah
SMK-SMEA yang tak sekasar sekolah tekhnik. Entah mengambil jurusan akuntansi, tata boga atau mungkin tata busana. Set
atau setidaknya yang berbau-bau seperti itulah ...." Latifah menya
Fah?" Alif menatap adiknya kehera
andil dalam pengembangan po
t-manggut denga
aja? Atau mungkin akuntansi? Perhitungannya kan juga sama-s
an mau menggambar grafik, Mas ...." Kini Latifah mul
panjangnya sambil memejamkan ma
undur di tengah jalan!" Latifah mengangguk mantap dan mulai menggoyangkan badannya kecil. Saiful yang mulai tak sabar itu pun meraih makanan di tangan
*
gan setelan putih birunya. Bersenandung sholawat dengan riangnya sambil menata sarapan
rat pak Ma'ruf mengalihkan perhatian Latifah. Gadi
sa harus ikut ...." Latifah memberengut tak suka mengingat si bungsu yang masih saja memanggi
pi
if mendekat dan menyahut ucapan bapaknya sambil meraih piring di tangan pak Ma'ruf dan mengi
enar-benar diterima saja, sambil sekalian daftar u
if menatap adiknya remeh yang
l diterima." Gadis itu membuang muka dan melanjutkan menyuapi si b
kakak setelah mengalami sedikit drama dengan
manggilmu ibuk." Alif membuka pembicaraan setelah sekian menit keduanya terdia
ambil menggelengkan kepalanya. Kepribadian hemat sang ibu benar-benar menurun dengan sempurna
diantar oleh walinya maupun datang bersama rombongan teman-temannya. Alif yang mulai jenuh menunggui adiknya menu
etak di dekat mereka. Alif hanya tersenyum sambil mengedikan bahunya dan berjalan menjauh sambil menenteng helmnya. Lati
atifah bertanya sambil berus
agi Latifah hanya mendapatkan jawaban yang
endaftaran calon peserta didik baru. Dirinya pun mulai paham kenapa sang kakak membawa helmnya setelah sang kakak melemparkan ku
ran saja. Motornya masih yang kemarin, kan?" Alif
kai helm tersebut dan menutup kacanya. Berlagak sok PD, gadis remaj
pa jurusan?" Latifah membuka kacanya dan menatap
helm. Rasanya seperti ditawari untuk memilih makanan yang sama-sama menggoda, tapi belum terpikirkan rasanya s
stand dan kenyambali menghampiri Latifah dengan m
uduk disini saja." Latifah yang sibuk dengan berkas di
n calon siswa baru yang berdesak-desakan tak karuan di dalam aula sambil menatap adiknya yang tampak mencolok
ak lagi berada di tempatnya. Dia mulai panik hingga akhirnya netranya menangkap benda berkilau yang tampak lain dari yang lain. Senyum lega pun terpampang di waj
u antusias antri dalam barisan dan
kelas yang melintas basa-basi menyap
ang." Latifah menyahut seken
mbung