STRANGE DESTINY
KA
a. Setelah beberapa saat aku mencoba merasakan bahwa anggota tubuhku lengkap, aku membuka mataku perlahan. Kulihat langit-langit dengan cahaya terang yang berasal dari lampu. Aku berkedip beberapa kali untuk membersih
pasang, dan alat detak jantung yang menempel di dadaku. Baiklah, aku sepertinya benar-benar beruntung lolos dari maut. Aku mencoba untuk duduk dengan tanganku bersandar pada kasur. Aku melihat
l?" tanyaku pa
u seb
suaraku
Itu tidak seperti suaraku. Aku mencoba lagi untuk menguji suaraku ketika tiba-tiba pintu kamar terbuka dan sosok wanita yang berusia perten
elepon tuan dan nyonya." Ujarnya sambil mencoba melak? Siapa yang
astian? Tapi siapa nyonya? Kar
ar. Segera mereka mulai memeriksaku dan mengajukan beberapa pertanyaan yang aku jawab meskipun dengan keadaan bingung. Aku masih
h satu dokter pada wanita yang ma
ni sebentar lagi." Ujar wanita itu sambil meremas jemarinya
Sejak kapan aku m
angat tampan. Oke, maafkan aku yang mungkin terlalu lama sendiri hingga tidak bisa mendeskripsikan pria itu tanpa mengatakan kata tampan. Dia memakai kemeja putih dengan lengan baju yang digulung hingga ke siku dan d
ok?" tanya pria muda yan
membutuhkan penyangga untuk beberapa hari setelah patah kaki yang dialaminya. Tubuhnya
lama. Aku hendak bertanya ketik
Lakukan apa pun
am tanganku dengan wajah bingung. Sepertinya wanita yang sedari tadi berdiri di ujung tempat
a? Apa nona m
berdiri di sampingku. Dia langsung memegang
mu merasa tida
a lembutnya yang membuatku meleleh.
. Siap
at dan menjaga jarak dengannya mesk
anyaku sambil me
wat dan dokter tidak termasuk dalam hitungan. Seorang dokter menghampiriku dalam sekejap membuatku terkejut hingga aku menepis tangannya yang memegang sebuah senter kecil. Gerakan itu mengejutkannya dan aku meminta maaf. Aku terbiasa waspada jadi itu
at siapa namamu?" tanya
u Kaylee." Jawa
iasanya cukup tenang dalam hal menganalisis keadaan tapi entah kenapa ini membuatku marah karena sem
ah denganku? Kalian membuatku benar-benar
tingkat mataku. Dan aku mendapati bahwa rambut yang aku pegang berwarna hitam. Aku mengerutkan kening pada pandangan itu.
xa." Ujar pria muda itu,
t t
ali. Apa aku berada di duni
pa yang bicarakan? Aku bahk
iliki cermin berbentuk lingkaran terpasang di dinding. Pantulan cermin menunjukkan seorang gadis muda yang tampak cantik mengenakan baju pasien duduk di atas tempat tidur yang aku tempati. Aku mengerjapkan mataku berkali-kali hanya untuk memastikan bahwa mataku tidak rusak dan mulai melihat hal-hal aneh. Aku mengangkat tangan untuk menyentuh wajahku dan gadis di cermin itu mengikuti gerakanku. Aku melaku