Rahasia Gubuk Belakang Rumah Mertua
ru-buru. Ya jadi gitu deh, beliau jalannya c
ngeri. Masa iya, tidak ada tanda-tanda kakek itu sudah masuk ke area yang lebih banyak ditumbuhi semak-semak. Ya, s
begitu y
Sayan
pertanyaan lain ya
ibu yang ada di seb
rena mas Ubay mencari rumah
emilik rumah yang bernama bu Di
tu kamu tanya, belia
na kakek tadi cuek
terserah kakeknya dong, Nda. Untung lho, kit
at ke arahku. Dia sangat fokus mencari rum
anya saja rasany
i takut ke sini lagi lh
hirnya, aku pun diam menunggu mas U
ahnya. Yang di ujung
hanya ada satu rumah saja. Rumah tetangga tidak ada. Aku hanya melihat
, Yah. Coba
nya tetangga sih? Terus
a nenek kalau sudah sampai di sana. Bu
ngguk. Tandanya dia mengerti
kecil daripada rumah yang dulu. Di sana terlihat begitu asri dengan suasana yang sepi.
akhirnya sampai j
kamu tanya dulu ke sana. Ntar kalau sudah
usul. Dia ber
u ya? Memastikan rumah i
Yah
banyak-banyak doa agar hantunya n
omong gitu. Kalau nenek denga
," ucap b
Ayah pergi ke sana dulu y
Mas Ubay kini berjalan m
ini sendirian. Apa nenek nggak takut sih?
ran Arsya m
da Bunda, Arsya jadi nggak terlalu takut. Bunda
menjadi tumbuh. Ya, mungkin hari sudah semakin sore, jadi suasana di sini menjadi lebih mencekam. Padahal yang ada di b
lap. Arsya jadi merasa takut. Mungkin kalau pagi atau
anget. Pasti Arsya betah main bolanya. Tapi Bunda harus nemeni
kut main. Ayah juga pasti
Arsya ada tema
aan. Syukurlah jika Arsya s
ngsi dengan pemilik rumah ini. Apa benar ini rumah ibu? Seharusnya tidak
susul ayah
o N
l mas Ubay. Jarak pintu rumah dari mobil lumayan
ar-besar banget ya
irup udaranya juga
enarik napas dalam-dalam. Saat aku m
ar. Udaranya
kannya beb
h berada di be
a orangnya atau
. Kok ik
banget. Iya 'kan,
ak-balik. Ayah tunggu dong sampai ada yang membuk
nenek. Ayah harus mau ikut main bola sama Arsya l
kecil hanya memikirkan tentang bermain saja. Padahal aku dan mas Ubay sudah mulai khawatir jika r
sama Arsya. Sekarang tinggal nun
Yah
ok, to
ay mengetuk pi
sapa mas Ubay dengan
unggu lagi. Beberapa
sangat berharap ada yang menyahut sa
ari di belak
a, coba
sana. Mungkin itu nenek, rambutnya kayaknya putih," ujar Arsya seraya m
pergi ke belakang
a?" tanya mas
. Dari tadi Bun
, Arsya ng
usnya orang itu membuka pin
ah ketuk
berapa saat menunggu, tetap saja sepi.
ri sia
umah. Kami pun menengok berbarengan