icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Rahasia Gubuk Belakang Rumah Mertua

Bab 3 Part 3

Jumlah Kata:1068    |    Dirilis Pada: 18/01/2022

al nggak lama manggil ayah. Apa mu

gan kejadian yang

Nda. Arsya ‘kan mau lihat ayah yang ngubur

udah ada yang ngubu

ngapain bawa cangkul segala?

m mati yang tergeletak di r

Kok bisa a

Mungkin habis ditab

Aku dari tadi bersihin rumput depan rumah. N

mungkin salah melihat ayam yang sudah tergeletak

akku saja melihat

ela diri. Siapa tahu t

pulang dari rumah tetangga sebelah. Lalu, dia berhenti tepat di depan pagar melihat sesuatu. Padahal dari sini aku nggak melihat apa-apa. Lalu, Mbak Fira da

elihat ayam mati i

Yah,”

gkin Fira yang salah l

an lagi, bu Sari katanya tidak melihat apa-apa. Beliau pun dari tadi di depan rumah yang katanya tidak ada keributan tentang ayam yang te

Fira kecapekan aja. Aku

an kegiatannya mencabuti r

u salah l

alan mema

sa hilang sendiri ya, Nda. Padahal udah mati. Arsya sudah senang mau nguburin bareng Ayah malah u

gagal menguburkannya. Di kepalaku hanya ada tanda tanya yang b

apekan?” tanya

h, aku ng

i, tapi nyatanya memang sesuatu yang aku lihat selalu terasa janggal. Aku bingung d

ke rumah ibu. Biar kita cepat dapat suasana baru. Mungk

benar-benar kelelahan dengan segala kegiatanku di rumah. Ya, mau

*

jauh ya?”

lam mobil, menyusuri ja

ama ngga

sama. Namun, dia tahu rumah ibu berada di daerah terpencil yang bernama desa Larangan. Ent

tak jauh dari desa tersebut. Desa Larangan berada di paling ujung dengan rumah yang sangat jarang. Katanya, desa itu ma

lap gulita. Orang-orang yang tinggal di sana lebih suka memakai lilin atau b

tuk pergi ke sana. Justru menurut kami, suasana yang asri semacam itu bisa menyegarkan pikiran kembali. Mas Ubay pun meminta kepa

mpir ke rumah paman Joko dulu. Sekal

tu siapa, Nda

melihat dari spion, posisinya tiduran sesuka h

s memanggilnya kakek. Yang boleh manggil paman

h

um dan menggelengkan kepala mendengar ka

enar saja, meski pedesaan tapi sudah banyak orang yang tin

laikum!” sa

ng. Tanganku membawa bingkisan oleh-

awab seorang laki-la

n, se

dulu. Rumah ibu yang dulu sebelum tinggal di desa Larangan, mungkin beda arah dari sini. Sedangkan paman Joko setahuku sudah tinggal di desa ini sejak lama. Karena jauh, mungk

u? Paman sudah mencoba untuk mengingatkanmu, Bay. Lebih

capkan paman Joko terdengar sangat aneh. Aku kembali teringat tentang kejadian sore itu. Saat aku berbicara dengan mas Ubay yang s

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka