icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Rahasia Gubuk Belakang Rumah Mertua

Bab 4 Part 4

Jumlah Kata:1152    |    Dirilis Pada: 18/01/2022

agi sampai jam dua lebih baru sampai lho, Man. Sayanglah kalau mau

n Joko adalah orang yang sangat baik, tapi kenapa sekarang melarang k

enting paman sudah memperingatkan. Ayo du

alaman. Arsya pun kusuruh u

Kenapa sampai Paman dan ibu mempe

in saking penasarannya. Aku

an bisa keluar lagi. Paman saja nggak pernah ke rumah

menatap. Rasanya ingin percaya t

itos saja, Man,”

erjadi apa-apa sama adiknya ini. Apalagi sama kalian. Paman minta s

ak enak hati saja, mangkanya dia pura-pura bertanya padaku. S

Sudah jauh begini, sayan

aku belum pernah mengenalkan Arsya sama neneknya, rasanya pasti bersalah banget, Man. Maaf ya, Man. Bukannya nggak menu

t detail. Dia pasti merasa sungkan k

harus hati-hati. Nggak boleh l

enarnya ada apa di rumah ibu, sampai-sampai paman begitu mengkhawatirkan keadaan kami. Bukannya sama

kita baik, mau berilaturahmi sama ibu. Pasti aka

Ami

tuk kami. Mungkin beliau adalah istrinya paman Jok

Bibi sampai lupa sama wajah istrimu, Bay.

rtemu. Mungkin sekali dua kali saja, wajar jika aku lu

o Arsya, salim dulu sama

a yang mau Arsy

n polosnya dan mengulurkan tangan

Arsya ya? Nenek yang di sana, bukan nene

?” tanya A

han mundur ke

u nenek yang ibunya Ayah rumahnya masih

agai kakek memang sengaja un

r setengah jam lagi dari sini. Rumahnya ada di desa ujung

pohon besar, Arsya takut

l, pasti akan ber

anyak berdoa sa

erdoa nanti banyak hant

lain. Jadi, dia punya banyak teman dan kenalan. Enta

nget ya? Sudah s

Arsya. Mungkin ada alasan tertentu karena membahas s

Masuk TK,”

pintar

pir pukul tiga sore, meski hanya setengah jam perjalanan, tapi kami belum pernah pergi ke sana dan katanya jalannya se

a, langsung kabari Paman. Semog

sana aman-aman saja. Buktinya ibu betah tinggal d

aju menjauhi desa paman Joko, suasananya kian berbeda. Rasanya meman

kang sendiri. Arsya boleh

las saat melewati daerah yang sepi penuh pepohonan seperti ini. Namun bagiku, suasana seperti i

ni berada di

s ‘kan, Sya?” tanyak

e-gede banget, Nda. Kenapa nenek betah tin

itik, tapi Arsya memang anak yang

esa. Hanya saja belum banyak or

nya serem. Mana mau p

erbiasa, pasti nggak

aat aku melihat ke depan ada persimpangan jala

mpangan jalan. Kita

ada seorang kakek yang membawa karung berjalan

ek-kakek, Aya

ut. Beberapa saat akhirnya mas Ubay kembali dengan senyum

Yah?”

ampai. Kita ambil kanan, rumah ibu nggak ja

atan kepada kakek tersebut. Aku pun melihat lekat dengan tersenyum. Namun anehnya, bibir beliau tak mem

kok udah nggak

ah tak ada orang di sana. Padahal baru tadi aku tersenyum pad

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka