icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Cinta Terhalang Restu Abi

Cinta Terhalang Restu Abi

Penulis: SuKa_PaRiS
icon

Bab 1 Sebuah Tasbih

Jumlah Kata:1492    |    Dirilis Pada: 17/01/2022

salah satu pemukiman warga yang tidak jauh dari kota Jakarta. Di sebuah rumah sederhana dengan cat tembok berwarna hijau, hal

umpul di ruang keluarga. Pandangan mata mereka fokus melihat ke televi

kementrian agama menyatakan, mulai besok kita akan menjalankan ibadah puasa," jelas ketua menteri agam

ketiga orang yang berbeda usai

rang pria paruh baya yang sudah siap dengan peci da

dan jangan lupakan hijab yang melingkar di kepalanya, "Ayok Ais, kita bersiap-siap pergi tarawih," ajak Umi Rohana dan langsung dihadiahkan senyum ol

tahun yang bekerja di salah satu perusahaan terbesar di Jakarta. Dia wanita cantik yang s

ikan anaknya sebagai seorang wanita muslim yang baik, tidak pernah sombong, dan selalu patuh pada perintah kedua ora

galkan ruang tamu. Namun, suara bariton dari

i Rasyid, membuat Aisyah dan Umi R

itu memutar tubuh dan kembali menghadap ke Abi Rasyid y

ihat raut Abi yang seperti itu. Wanita cantik itu mulai men

ngan Abi, Ais," perintah Abi Rasyi

i wajah putih Aisyah, 'apa Abi tau yang aku lakukan?' bat

Aisyah melakukan kesalahan. Kalian semua harus tahu, kalau Abi Rasyid itu Pria yang sa

adanya melakukan kesalahan. Maka dari itu, dia sebagai

anya dingin Abi Rasyid dan membu

Rohana yang tadinya berdiri disebalah Aisyah, se

dengan biasa saja. Jan

ap nanar putri yang sangat dia sayangi saat ini tengah berkeringat dingin, "apa

id-tidak

ra yang jelas, Ais!" seru Abi Rasyi

toko buku, Abi," jujur Aisyah dengan

an?" tanya Rasyid denga

b jujur Aisyah dengan

nya singkat

an Fauzan," jawab Aisyah d

anggap kami sudah tidak ada lagi, sehingga kamu pergi tanpa iz

anita itu sudah tahu bahwa ini akan terjadi. Dia sedari tadi sudah

paruh baya itu tanpa hati langsung melempar sebuah ponsel, dan itu t

bi Rasyid dengan menunjuk ke arah ponsel yang sudah hancur, "kenapa menangis

ghapus air matanya, kemudian menyinggung senyum, "Ais minta maaf, dan tidak a

nnya. Lebih baik kita bergegas pergi ke masjid untuk menunaikan ibad

ginya lagi, Abi tidak akan segan terhadapmu," ancam Abi Rasyid, dan tepat setelah itu adza

emapahnya berjalan ke kamar, "Tolong jangan buat Abi marah lagi Ais

a berdua masuk kedalam kamar masing-masing untuk bersiap-

*

Aisyah dan keluarga. Terlihat mereka berjalan keluar dari masjid, ta

uh yang tidak terlalu tua, membuat

ik Abi Rasyid, dan langsung meraih t

menyinggung senyum, dan ikut me

Hasan, dan dia tidak lupa melukis senyum di wajahnya yan

uk sebagai jawabannya. Melihat hal itu Abi R

awab Aisyah setelah tadi me

da dibuat terkejut, "cantik pula, sangat cocok bersanding dengan cucu

is pulang duluan?" uj

g pulang, dan jangan keluyuran," ujar Ab

gitu Aisyah pamit pulang dulu, assalamualaikum," pamit Aisyah

lau dia sudah sampai di rumah. Dengan gerakan perlahan wanita itu m

aat melihat sebuah kotak yang terbungkus oleh kertas kado berwarna merah.

ke arah kanan dan kiri, "Siapa yang meninggalkan kotak ini di sini?" gu

uran kecil itu. Gerakannya terhenti saat melihat se

anita itu mulai membuka lipatan-lipatan kertasnya, "Untuk

ta itu kembali membaca isi kertas itu un

m Aisyah tidak percaya dan kembali memba

erfikir dan seketika matanya mengembung, dan berkaca-kaca saat satu nama teringat

isi kotaknya, dan dia langsung terduduk dilantai saat sebuah tasbih berwar

lalu dia letakkan tepat diatas dadanya, "Kenapa kau datan

n saat ini sedang menatap tajam ke arah Aisyah. Orang misterius itu menyunggung se

sterius itu, dan dia langsung berlalu pergi sa

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka