Cinta Terhalang Restu Abi
, membuat malam hari ini terasa amat sangat damai dan itu juga dirasakan oleh seorang Pria berjaket hitam yang di mana,
itam legam, dengan kulit wajah putih bersih, dan rahang yang kokoh, serta b
gi akan menjadi pemimpin di salah satu perusahaan besar milik keluarganya. Malik
rilekskan diri. Sesekali dia kembali terse
lu hingga saat ini masih spesial untuknya, nama yang dulu hingga kini masih sa
kecokelatannya, langsung melihat hiasan gant
akan dan akan selalu menjadi cinta sejatinya. Wanita
ang terlihat sangat cantik dengan baju tertutup dan jangan l
elupakanmu. Aku masih belum tahu alasan kamu menyudahi kisah kita," g
Pria itu dengan cepat kembali menancap gasnya, untuk membelah j
*
ik, sudah masuk ke area sebuah rumah mewah, dengan halaman depan yang
itu bergerak melepas sabuk pengamannya, dan hendak bergerak keluar dari dalam mo
figur foto itu, dan langsung bergegas keluar dari dalam mobil. Dengan langkah santai d
lah menghilang. Saking bahagianya, pria tampan itu ti
bariton pria membuat Mal
an niatnya. Pria itu menoleh ke sebelah kanan, di mana a
alik dan langsung memeluk tubuh Pria paruh baya seumuran Abi Rasyid. Pria
ng terarah pada wanita paruh baya seumuran Umi Rohan
langsung memeluk erat wanita yang di
ngin Rizwan membuat Malik mengurai pelukannya, "kau masih sama Rendra. Kau
ik terdengar belum mengert
ngan menatap tajam ke arah putra semata wayangnya, "seharusnya di usiamu itu, kau sudah menggantikan orang tua ini. Tetapi,
ng Rendra sudah kembali, dan siap menggant
ahuan keluarganya. Kalian harus tau, walau sikap Malik terbilang buruk, liar, dan tidak mau dikekang. Tetapi, kecerdasan yan
. Orang tuanya lah yang memaksa Malik bersekolah di pondok pesa
lit di atur. Tetap,i Malik tidak pernah menyesali keputusan orang tuanya. Berk
tik dengan sikap baik hati itu, apakah bisa bersanding dengan Pr
ahaan Papa," ujarnya membuat Rizwan terkejut, "kenapa Papa berekspresi sep
nyerahkan sebuah kepemimpinan tida
tas luar negeri, Rendra juga cerdas, dan yang pasti tidak akan meng
dengan orang tua," intrupsi Hayati, Mama dari M
icara seperti itu, seolah dia
mengatakan, kau tidak bisa asal mengambil kepemimpinan begitu
ar Pria itu dengan
melangkah meninggalkan ruang keluarga itu. Tetapi, langkahnya t
ktikan pada Papa, kalau kau bisa bekerja dengan baik," uj
ikan, kalau Rendra itu terbaik," ujarnya dengan na
*
keluarg
luarga Rasyid. Terlihat Aisyah terbaring
m Aisyah disertai oleh isakan pela
urnya. Wanita itu sedari tadi hanya bergumam deng
ngentikan isakan, "Ais apa kau tertidur sayang?
selalu ingin keluar, "Kenapa adek berteriak seperti itu di depan kamar Ais." A
Setelah pulang dari masjid tadi,
kan ke masjid sebentar," perintah Abi Rasyid, dan lang
g bergerak menyalami tangan suaminy
ualaikum," pamitnya, dan langsung dibal
ih mengenakan mukenah menyandarkan punggungnya di sandaran ranjang. Lagi dan lagi, entah meng
ati itu, tepat di dadanya. Wanita itu kemudian bergerak
iriku Malik. Kenapa?" gumam Aisyah dan kenangan-ken