Jodoh Dari Ayah
idak pernah dikeh
bila cinta itu kin
tanpa tahu kapa
apakah nanti akan
dengan Alyah. Semua pesan yang aku ki
embuatku tak bergairah. Ternyata aku sudah serindu
engajaknya ke sini. Sungguh suatu kesempatan yang sudah aku tungg
agi untuk mengirimkan pesan. Menggunakan kata
a benar. Pesan yang kukirimkan
a dengan alasan apa. Aku takut jika pada akhi
dah berhasil. Mama memang selalu memiliki sol
gan suara halusnya mengucap salam. Aku melihat wajah ayunya yang seketika mampu
p salam dengan suara halusnya. Jangan ditanya, hatiku sudah
ketika aku lupa menjawab salamnya d
nya kadang membuatku melupakan b
dua kali terjadi bahkan Handa dala
gunakan. Bahkan hingga acara makan akan dimulai
siatif sendiri atau karena melihat Anin yang menyiapkan makan
a piring yang sudah ia isi
ata manis yang Ia berikan. Malah sebuah pel
wajah itu begitu menggemaska
k aja nih" Goda Anin yang
arahku saat setelah mendengar godaan dari Anin. "M
. Jika halal, mungkin aku sudah mencubit pipinya dari tadi, atau kal
irullah
sekarang udah bucin aja" Kata itu keluar dari bibir
ka dikatakan di depan Alyah sen
tomat busuk, merah banget!" Astaga Anin! Membu
. Bahkan Alyah juga sepertinya penasaran dengan ap
menawarkan untuk mengantar Alyah pulang
rtengkar itu. Katanya 'Jangan mencari kesempatan, kalian i
udah beli cincin juga!" teriak Anin yang sepertinya sedang
yang tadi lupa kusimpan dan hanya aku letakka
l tadi pagi. Saat mengatakan tentang hubungan kam
berlandaskan atas keterpaksaan. Bahwa kini,
an dekat kantor. Aku hanya ingin membuktikan, bahwa dengan cincin
a memberikan kepastian pada gadis yang sudah menyita seluruh
n lagi berlandaskan keterpaksaan, tapi ada bagian
udah tak ada di kamarku lagi. Kotak cincin itu juga masih berada di t
ena merasa lapar. Tak ingin diberondong deng
Mama saat aku sudah sampai ujung tangga
ki ada banyak makanan yang tersaji di meja, entah ken
ain makanan sisa tadi siang? Makanan tadi udah Mam
jadi itu masakan Alyah, iya lebih enak dari biasanya" Dengan se
dari mulut Anin disertai anggukan karena
ucapan Papa memang benar. Cantik, meski agak jutek ji
Alyah kan? Bukan buat cewek-cewek itu?!" Aish, te
wanita lain selain sama calon mantu Mama itu, papa tenang saja"
radab, makan sambil berbincang. Sebab disela kesibukan kami hanya saat makan
n tentang aku dan Alyah dengan Om Rakhman. Meresmikan p
i hati terdalam, aku juga khawatir bagaimana
kahan