Jodoh Dari Ayah
a jalan menghiasi langkah menuju esok. Namun yakinlah semua takdi
ngan lupa kabari, takut ti
sesi perkenalan lewat jalan berdua, sep
gan calon menantu. Nampaknya hal tersebut berhasil
Bercanda lewat chat nggak begitu menyenangkan,
utnya sedang terurai sebahu itu. Rambut lurusnya sedang tak
gadis bernama Alyah itu sudah diam-diam
rang yang bahkan masih terasa asing baginya, namun mampu memb
i antara mereka lewat per pesana
r, tak ingin terjebak dengan obrolan-obrolan ringan yang nantinya berujung pad
aki-laki yang waktu itu menjemputku. Ahs, aku masih tak bisa menj
ia calon suamiku. Bahkan aku saja masih
belum semuanya jelas. Bahkan masih belum a
saja sudah sibuk mencari pakaian yang sekiranya c
mimpiku seantusias itu untuk
mendekat ke arah Mama yang sedang memasak untuk sa
rumah tapi tidak soal memasak. Kata Ayah tidak ada yang bisa masak
ama lontarkan tanpa menoleh ke arahku dan tet
katanya Mamany
hkan aku sudah lupa deng
udah mengingat nama seseorang. Apalagi
a, bahkan aku langsung hafal nama
g sopan, jangan bertingkah konyol seperti saat sed
gi sudah mendap
u juga tahu Ma, enggak akan
itu saja ceramah berlang
ungkin sudah mirip kereta dengan dua belas gerbong
ang Adik tak punya akhlak bernama Agus, ia terus memberikan gambaran-gambaran betapa j
g Genta datang. Ia dengan sabar menungguku
tau semacamnya, namun setidaknya tidak berpakaian
wab Al! Apakah aku telah tak sadar sudah membuat kesalahan? J
il setelah berpamit ria, tapi langsung
inya kini telah sirna. Berganti de
... Aku memang sedikit eng
nyaan akan sudah siapkah aku untuk menikah dengan la
an jika kali ini dia tak memakai alasan Tante, mungki
apan pada orang yang tidak aku harapkan kehadirannya. W
a?! Dan kenapa begitu memedulikan tentangku!" Jawabku sedikit lesu,
waban macam apa itu. Sama sekali
da yang spesial di antara kita? Jari-jariku pun masih melo
ta. Bukankah hubungan kita ini berlandaskan dari saling di paksa" Bi
g belum memiliki rasa sepesial untukku. Tapi kamu sudah menjadi orang ya
ukah perasa
obil yang siap meningga
carakan lagi. Hanya akan memantik amarah diantara kita
inikah p
kata itu yang ma
u maklum hal itu. Tapi aku moh
waktumu, itu sudah membuat hatiku
erasa bersalah. Kenapa dengan pikiranku dan ha
uselipkan senyum termanis
padaku. Waaaaa! Bang Genta
sangin sabuk pengaman. Kalau ya
s! Malu dengan