Bukan Budak Cinta
gkan untuk memeluknya dari belakang. Sinar purnama remang-rema
eluarga telah berganti lampu yang redup,
an! Biar besok aku yang bilang," ucapku
siknya seraya menarik lenganku
tri." Galih malah nekat masuk rumah, pada
, aku terpaksa menemani n
ng kebangun, ini udah malam," ujarnya saat ber
beradu. Galih mendekatkan bibir, mengecup dan melumat bibirku. Ja
tak menunjukkan gelagat untuk pulang. Ingin ras
an senyum yang menyungging menjadi bahasa tubuh antara kami berdua.
ng seolah-olah hendak menindihku, tangannya sigap mengelus lembut ke
egup kencang dan tubsi detak jantungku makin tak beraturan. Aku tak mampu menjawab, mata reflek terpejam.
t hingga liar dan ganas. Tak ingin nafsu semakin berk
ncoba mengalihkan nafsu setan yang mulai memprovok
ar mandi, aku membasuh muka, tak lupa bibir pun ikut kuusap dengan air berkali-kali.
aku kembali dari kamar mandi. A
ok, murung
g," ujarnya seraya merai
sahutku berusaha menampilkan senyuman,
laman dan menyaksikan punggungnya
*
uk buruan!" serunya yang tak be
lasnya dengan ketus, lantaran sikapnya berubah sejak tadi malam. Dingin dan berwajah
n lama-lama!" t
bahan jeans dan kemeja wanita motif kotak-kotak. Menyapukan bedak ringan di wajah
an dia hanya terdiam, aku pun enggan bersuara. M
an yang belum pernah aku lewati sama sekal
gunungan, hutan pinus dan karet bahkan terkadang melihat hamparan sawah sebel
kali ini, lho, lewat jalan ini!" teriakku
au. Sebentar lagi sampe, kok," b
lupas. Hamparan sawah berhektar-hektar mengapit jalan. Sunyi dan sepi. Sesekali diriku melih
ih pelosok. Masih banyak kebun bambu bahkan ada juga kebun-kebun yang ditumbuhi ta
at tubuhku terdorong ke depan dan kepala ini otomatis terjedot he
uk rumah yang terbuat dari anyaman bambu. A
? Kenapa dia men
. Rumah itu diapit kebun yang ditanami kacang dan singkong. Di halaman
kai atasan kebaya dan bawahan kain batik yang telah ter
njut usia itu seraya melambaikan tangan ke
dan berjabatan erat den
mah. Galih yang duduk di sampingku menatap dala
a, Bu,"
kin saja itu ibu atau neneknya Galih. Aku kemudian m
ebagian dia udah cerita sendiri ke kamu. Dia ini duda ana
e
n pemandangan di depanku ini.
kalo dia, duda," sambungku m
pertanyaan yang mengendap dalam dada setelah dengan mata kepala sendiri melihat keadaan yang ada pada calon suamiku itu. Statusnya
t menyambut kedatanganku, ibun
Ras. Terserah sekarang, la
gomong ka
kamu berub
rasa nyeri dalam dada, akan tetapi aku konsisten dengan ucapan. Teringat saat baru
papun keadaannya, miskin atau kaya tak masalah bagiku asal saling mencintai. Kenyataannya, Galih me
ya membuyarkan lamunan ya
sahutku sera
lam, sekalian biar calon i
melangkah masuk rumah. Dia
a berlapis tikar anyaman daun pandan tanpa kasur, baju-baju milik Galih bergelantungan tak tent
a?" ujarnya dengan senyum ya
kkan tas selempang yang sejak tadi bergelayut manja di bahu. A
istriku
ga. Bia
selesai membersihkan ranjang. Direbahk
saat Galih mengecup bibir
h." Aku mencoba mendorong tubuhn
mu gak perlu takut," bisiknya seraya
bagaima
nya menghujani ciuman pada bagian dada. Galih mu
h lengannya pen
i bercucuran. Sementara Galih semakin beringas mem
u gak suka," bisiknya
jeans pun telah ia singkap. Aku menangis meraung
jang saat diriku terisak. Dia menghen
memasang satu per satu kancing atasan kemeja yang k
rsamamu ketika udah sah, nanti." Sambil masih terisak, aku
ini meminta maaf dan memb