Bukan Budak Cinta
Beruntung, kesucian ini belum sempat terenggut tetapi nyaris hilang karena nafsu telah
mengulanginya hingga hari H tiba," bisikn
seraya melepaskan pelukan dan membalik
n marah, ya
ti rasanya kesal setengah mati. Mood-
uraih dan menyelempangkannya di bahu. Lan
au pamitan, nih!" serun
nya muncul dari balik sek
? Gak nginep sini aja?" ujar
s sama Galih,
. Buat cemilan, Nak Laras!" Calon ibu mertuaku menyodorkan sa
, terima
halaman telah bersiap
iaknya dari luar membuatku bergegas berpamitan pada ibu. Ak
berlalu dari bibir pintu. Beliau m
ah jalan pulang. Namun, bukan jalan ya
ewat jalan ma
a menjitak kepalanya, jika tidak memaka
an lain?" cerocosku seraya menepuk bah
g kamu sampa
u dibawa ke ma
aja, Say
lantas berpegangan e
dilewati sekarang. Rupanya dia memilih jalan
ai, kan?" ujarnya
rpura-pura mengancam karena ia sering kal
di jalan depan masjid, kemudian bel
antai bersama, begitu aku tiba di rumah. Bersama Galih menghampi
ggal pernikahan kalian." Ayah dan Ibu bangkit dari duduknya, kemudian berjal
ngumpulkan biaya ya, Ras," lirih G
minta cepet-cepet!" balas
yang saling berpandangan, kemudian tanga
ah udah mencari hari yang baik untuk kalian men
banget?" tanyaku deng
angan bentar lagi. Pihak calon suaminya dah sepakat tahun in
umah, Nak Galih!" seru Ayah berpesan pad
bingung dan terkejut. Usai berpesan pada Galih
using,
aknya terl
raya menjambak ra
ermain dengan pikiranku sendiri, sedan
rjaan yang ada di Surabaya aja, Ras
noleh dan menanggap
untuk berangkat ke sana.
sisa gajiku juga udah
tus, aj
ang masih dalam pangkuan. Dua lembar uang ker
sampe tujuh hari. Awas, jangan kangen! Ini semua demi kamu,"
l, akhirnya tersenyum. Luluh d
annya bikin aku g
*
eradaan Galih di sisi. Waktu tidur, enggan memejamkan mata, bahkan makan pun hanya k
kangen begin
kamar. Aku mengacak-acak rambut sendiri.
ku hanya bergeming, tak mempedulikan suara Ibu. Namun, dengan langkah
nunduk dan menulis. Aku mencondongkan
teman-temanmu yang mau diundang juga. Biar sekalian pesan undangan di percetakan. Semu
a,
mar. Aku menuliskan nama teman-teman yang t
*
ar, menikmati udara sore yang lumayan menyejukkan, karena cuaca agak mendung
-laki yang tidak baik. Aku sedikit ragu untuk
nepis pengakuan yang diperoleh ibunya Anila dari men
enjadi resah. Aku lantas menganggap jika ini ujian orang
epan cermin seraya membayangkan acara pernikahan. Suara motor mirip yang d
ngkin! Dia, kan, pamit antara lim
i kamar, meraih sisir
teras!" panggil I
Masak,
ntuk menemuinya. Rupanya be
arku seraya tersenyum semringa
ngnya ... k
lau merindukannya. "Ayo masuk! Ngobro
bergelayut manja di bahunya ser
e mana, kok sepi?" tanyanya se
tempat saudara yang jauh. Mungkin ayah dan ibu pulangnya agak
na?" tanyanya lagi de
mpe rumah," balasku seraya menggeser letak duduk hingga tak berjarak dengannya.
dikit, malu diliat
an membiarkan setengah terbuka
, kok cuma sebent
kasih itu, udah habis untuk periksa Ibu
Ibu sa
i sekarang udah lumayan, kok.
enatap dengan tajam, aku tertegun. Perlahan wajahnya mulai
a kangen
e
a desiran halus menjal
udah kayak setahun aja
lenganku. Dia mengajakku pindah ke kamar. Seperti terhipno
kamar seraya berkali-kali mengecup leher belakang.