icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Bukan Budak Cinta

Bukan Budak Cinta

Penulis: Dyara Sin
icon

Bab 1 1. Kungkungan Nafsu

Jumlah Kata:1447    |    Dirilis Pada: 06/01/2022

gkan untuk memeluknya dari belakang. Sinar purnama remang-rema

eluarga telah berganti lampu yang redup,

an! Biar besok aku yang bilang," ucapku

siknya seraya menarik lenganku

tri." Galih malah nekat masuk rumah, pada

, aku terpaksa menemani n

ng kebangun, ini udah malam," ujarnya saat ber

beradu. Galih mendekatkan bibir, mengecup dan melumat bibirku. Ja

tak menunjukkan gelagat untuk pulang. Ingin ras

an senyum yang menyungging menjadi bahasa tubuh antara kami berdua.

ng seolah-olah hendak menindihku, tangannya sigap mengelus lembut ke

egup kencang dan tub

si detak jantungku makin tak beraturan. Aku tak mampu menjawab, mata reflek terpejam.

t hingga liar dan ganas. Tak ingin nafsu semakin berk

ncoba mengalihkan nafsu setan yang mulai memprovok

ar mandi, aku membasuh muka, tak lupa bibir pun ikut kuusap dengan air berkali-kali.

aku kembali dari kamar mandi. A

ok, murung

g," ujarnya seraya merai

sahutku berusaha menampilkan senyuman,

laman dan menyaksikan punggungnya

*

uk buruan!" serunya yang tak be

lasnya dengan ketus, lantaran sikapnya berubah sejak tadi malam. Dingin dan berwajah

n lama-lama!" t

bahan jeans dan kemeja wanita motif kotak-kotak. Menyapukan bedak ringan di wajah

an dia hanya terdiam, aku pun enggan bersuara. M

an yang belum pernah aku lewati sama sekal

gunungan, hutan pinus dan karet bahkan terkadang melihat hamparan sawah sebel

kali ini, lho, lewat jalan ini!" teriakku

au. Sebentar lagi sampe, kok," b

lupas. Hamparan sawah berhektar-hektar mengapit jalan. Sunyi dan sepi. Sesekali diriku melih

ih pelosok. Masih banyak kebun bambu bahkan ada juga kebun-kebun yang ditumbuhi ta

at tubuhku terdorong ke depan dan kepala ini otomatis terjedot he

uk rumah yang terbuat dari anyaman bambu. A

? Kenapa dia men

. Rumah itu diapit kebun yang ditanami kacang dan singkong. Di halaman

kai atasan kebaya dan bawahan kain batik yang telah ter

njut usia itu seraya melambaikan tangan ke

dan berjabatan erat den

mah. Galih yang duduk di sampingku menatap dala

a, Bu,"

kin saja itu ibu atau neneknya Galih. Aku kemudian m

ebagian dia udah cerita sendiri ke kamu. Dia ini duda ana

e

n pemandangan di depanku ini.

kalo dia, duda," sambungku m

pertanyaan yang mengendap dalam dada setelah dengan mata kepala sendiri melihat keadaan yang ada pada calon suamiku itu. Statusnya

t menyambut kedatanganku, ibun

Ras. Terserah sekarang, la

gomong ka

kamu berub

rasa nyeri dalam dada, akan tetapi aku konsisten dengan ucapan. Teringat saat baru

papun keadaannya, miskin atau kaya tak masalah bagiku asal saling mencintai. Kenyataannya, Galih me

ya membuyarkan lamunan ya

sahutku sera

lam, sekalian biar calon i

melangkah masuk rumah. Dia

a berlapis tikar anyaman daun pandan tanpa kasur, baju-baju milik Galih bergelantungan tak tent

a?" ujarnya dengan senyum ya

kkan tas selempang yang sejak tadi bergelayut manja di bahu. A

istriku

ga. Bia

selesai membersihkan ranjang. Direbahk

saat Galih mengecup bibir

h." Aku mencoba mendorong tubuhn

mu gak perlu takut," bisiknya seraya

bagaima

nya menghujani ciuman pada bagian dada. Galih mu

h lengannya pen

i bercucuran. Sementara Galih semakin beringas mem

u gak suka," bisiknya

jeans pun telah ia singkap. Aku menangis meraung

jang saat diriku terisak. Dia menghen

memasang satu per satu kancing atasan kemeja yang k

rsamamu ketika udah sah, nanti." Sambil masih terisak, aku

ini meminta maaf dan memb

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka